Kisah Para Sahabat Nabi, Perjuangan 4 Khalifah Setelah Rasulullah Wafat

Reporter

Seorang umat menziarahi makam para sahabat dan syuhada di Kompleks Makam Baqi, Madinah, Arab Saudi, 18 Oktober 2018. Saat berkunjung ke makam Nabi MUhammad SAW serta para sahabat dan syuhada, umat Islam mesti bersabar berjejalan dan berimpitan dari pintu utama Bab As-Salam. ANTARA FOTO/ISMAR PATRIZKI
Seorang umat menziarahi makam para sahabat dan syuhada di Kompleks Makam Baqi, Madinah, Arab Saudi, 18 Oktober 2018. Saat berkunjung ke makam Nabi MUhammad SAW serta para sahabat dan syuhada, umat Islam mesti bersabar berjejalan dan berimpitan dari pintu utama Bab As-Salam. ANTARA FOTO/ISMAR PATRIZKI

TEMPO.CO, Jakarta - Perjuangan menegakkan Islam setelah Nabi Muhammad SAW dilanjutkan oleh para sahabat nabi. Upaya mereka tidak dapat dinilai dengan apapun, termasuk membayarnya dengan emas sebesar Gunung Uhud sekalipun. Kisah kepemimpinan mereka hingga kini masih ramai jadi pedoman dalam menjalankan kewajiban sebagai pemimpin.

Berikut adalah kisah singkat para sahabat nabi yang berjuang menegakkan agama yang diridhoi Allah Subhanahu Wataála. Mulai dari Abu Bakar As-Siddiq, Umar Bin Khattab, Usman Bin Affan dan Ali Bin Abi Thalib.

Khalifah pertama adalah Abu Bakar, Ia mertua Rasul, ayah dari istrinya Aisyah. Sebelum jadi muslim, nama Abu Bakar adalah Abdul Ka’bah, artinya hamba ka’bah. Setelah muallaf diubah jadi Abdullah, artinya hamba Allah. Abu juga digelari Rasul dengan As-Siddiq berarti yang berkata benar.

Bukan tanpa alasan Rasul mendaulatnya jadi penerus tonggak dakwahnya. Keutamaan Abu adalah tidak ragu saat Rasul mengajaknya masuk Islam. Saat pengucapan syahadat pun Beliau tidak tersendat-sendat.

Dalam kepemimpinannya, Abu memulai misi dengan menyerukan agama Allah kepada generasi pertama islam yakni As-Sabiqul Awwalun. Dalam dakwahnya ia sangat sabar dan sungguh-sungguh.

Orang yang berhasil diajaknya masuk islam adalah Zubair bin Awwam, Utsman bin Affan, Thalhah bin Ubaidillah, Sa’ad bin Abi Waqqash dan Abdurrahman bin Auf. Abu menuntun mereka menemui Rasul untuk belajar Islam hingga mereka beriman.

Hanya sebentar Abu pegang kendali pemerintahan islam. Sebelum kembali kepada Allah, Abu harus menentukan penggantinya. Ia pun meminta Abdurrahman bin Auf menemuinya. Ia tanyakan apakah Umar Bin Khattab bisa menggantikannya. Abdurrahman setuju, menurutnya Umar sangat tepat. Tapi Abdurrahman mengeluhkan sikap Umar yang terlalu keras. Lalu Abu menjawab, “Ia keras karena melihatku lunak, kalau urusan ini sudah berada di tangannya, ia akan lunak.”

Baca: Sahabat Nabi: Menegakkan Islam Bukan Dengan Pedang

Senin, 22 Jumadil Akhir 13 Hijriyah, Abu wafat. Ia sempat menulis wasiat yang isinya sebgai berikut, “Bismillahirrahmanirrahim. Inilah pesan Abu Bakar bin Abu Quhafah pada akhir hayatnya dengan keluarnya dari dunia ini, untuk memasuki akhirat dan tinggal di sana. Di tempat ini orang kafir akan percaya, orang durjana akan yakin, dan orang yang berdusta akan membenarkan. Aku menunjuk penggantiku yang akan memimpin kalian adalah Umar bin Khatab.”

Selanjutnya Umar melanjutkan tampuk kepemimpinan Abu. Umar dikenal dengan keteguhan prinsip, ketegasan, keadilan, dan keberanian sebagai pemimpin, sehingga Umar dianggap sebagai pemimpin ideal kaum Muslim. Begitupun keberadaannya di masyarakat sangat disegani serta dihargai karena sikapnya yang sangat berani menegakkan kebenaran dan hak-hak rakyat.

Sebelum jadi seorang muslim, Umar sangat memusuhi Islam dengan gencar menghalangi dakwah Nabi Muhammad SAW, bahkan sampai berniat untuk membunuhnya, tak terkecuali para pengikutnya. Hingga satu waktu, terketuklah hati Umar untuk berhenti mengganggu dakwah Nabi Muhammad SAW, lantas Ia pun memeluk agama Islam.

Keislaman Umar bin Khattab mendatangkan pengaruh besar bagi penduduk Makkah. Beliau hadir jadi salah satu penguat dan semangat perjuangan pergerakan Islam bersama Nabi Muhammad SAW.

Sahabat Rasul yang melanjutkan perjuangan Umar ialah Utsman bin Affan. Nama lengkapnya Utsman bin Affan bin Abi Ash bin Umayah bin Abdi Syams bin Abdi Manaf al Umawy al Qurasy. Pada masa jahiliyyah, Utsman dikenal dengan nama Abu Abdillah. Utsman berasal dari Bani Umayyah. Nama ibunya adalah Arwa binti Kuriz bin Rabiah.

Utsman adalah seorang pedagang kain yang sukses. Ia dikenal sebagai ahli ekonomi, dan banyak memiliki hewan ternak. Baiknya, Utsman sangat dermawan dan punya rasa peduli yang tinggi.Utsman pernah membiayai pasukan perang. Setelahnya pun saat kaum muslimin hijrah dan kesulitan mendapatkan air, Utsman membeli sumur seorang Yahudi untuk selanjutnya dipakai kaum muslimin.

Pada masa kepemimpinannya pula penulisan Alqurán dijadikan bentuk mushaf. Awalnya hanya lembaran-lembaran yang mulai ditulis dijaman pemerintahan Khalifah Abu Bakar.

Khalifah terakhir adalah Sayyidina Ali bin Abi Thalib. Seorang pemuda pertama dari kalangan Quraisy yang berani masuk Islam. Ali adalah menantu Rasul, karena Ia menikahi Fatimah, putri Rasul. Kehidupan pernikahannya terbilang sangat sederhana.

Awal kepemimpinan Ali adalah hasil pembaiatan oleh masyarakat Arab setelah wafatnya Utsman bin Affan. Cara memimpin Ali mirip dengan Umar bin Khattab. Cenderung keras dan penuh disiplin. Masa pemerintahannya sejak tahun 656 M hingga 661 M. Banyak misi besar yang berhasil dilakukan Ali. salah satunya menghapus nepotisme serta memperluas pengaruh islam ke seluruh dunia.

Tanggal 20 Ramadan 40 Hijriyah, menantu Rasulullah, yang juga sahabat nabi,  Ali bin Abi Thalib mengembuskan napas terakhir , usianya menginjak 63 tahun. Ia tutup usia karena dibunuh Abdurrahman Bin Muljam, seorang anggota dari Khawarijmi atau kaum pembangkang pada 19 Ramadan.

RAUDATUL ADAWIYAH NASUTION