Keunikan Tradisi Lebaran di Eropa, Afrika, Asia dan Timur Tengah

Orang-orang menghadiri salat Idul Fitri menandai akhir bulan puasa Ramadhan, di luar Masjid Agung Hagia Sophia di Istanbul, Turki 13 Mei 2021. REUTERS/Kemal Aslan
Orang-orang menghadiri salat Idul Fitri menandai akhir bulan puasa Ramadhan, di luar Masjid Agung Hagia Sophia di Istanbul, Turki 13 Mei 2021. REUTERS/Kemal Aslan

TEMPO.CO, Jakarta - Ada beberapa tradisi lebaran di berbagai negara yang mungkin jarang kamu ketahui. Seperti yang kita ketahui bahwa setelah bulan Ramadan, akan tiba hari kemenangan atau Idul Fitri yang biasanya dirayakan dengan penuh suka cita oleh semua umat Islam di seluruh dunia. Simak beberapa tradisi lebaran di dunia yang unik dan menarik dibawah ini.

1. Arab Saudi

Orang di Arab Saudi biasanya merayakan Hari Raya Idul Fitri atau Lebaran dengan mengadakan pertunjukkan seni seperti pagelaran teater, pembacaan puisi, parade musik dan tari, dan masih banyak pertunjukkan seni lainnya. Hal ini dilakukan untuk memeriahkan hari yang sudah ditunggu-tunggu selama setahun itu.

2. Turki

Di Turki, Hari Raya Idul Fitri disebut dengan kata “Bayram”. Pada perayaan tersebut, orang-orang akan mengenakan pakaian khas yang dinamakan Bayramlik. Mereka merayakannya dengan sambal memberikan salam satu sama lain yang berbunyi, “Bayraminiz Kutlu Olsun”, “Mutlu Bayramlar”, atau “Bayraminiz Mubarek Olsun”.

Ketiga salam itu bunyinya hampir sama, yaitu selamat merayakan Hari Raya Bayram. Sama dengan Indonesia, yang lebih muda akan memberikan hormat kepada yang lebih tua dengan cara mencium tangan atau bersujud di hadapan mereka. Lalu mereka juga akan berkeliling dari rumah ke rumah untuk memberikan salam Bayram dan doa.

Sebagai balasannya, mereka akan diberikan hadiah berupa coklat, permen, uang koin, atau makanan tradisional Turki seperti Lokum dan Baklava. Namun ada satu hal yang unik pada perayaan Lebaran di Turki. Hanya kaum pria saja yang akan pergi ke masjid untuk melakukan Shalat Ied sedangkan kaum perempuan hanya berdiam di rumah.

3. Tiongkok

Di  Tiongkok, perayaan Hari Raya Idul Fitri yang paling terasa adalah di daerah Xinjiang dan Yunnan. Sebab, dua wilayah itu dihuni oleh masyarakat yang mayoritasnya beragama Islam. Seperti biasa, setelah Shalat Ied, umat Muslim di China akan bersilaturahmi dan makan bersama dengan keluarga dan tetangga terdekat. Seusai bersilaturahmi, maka mereka akan mengunjungi makam leluhur atau makam tokoh Muslim setempat untuk berziarah dan membersihkan sambal membacakan doa kepada mereka. Doa tersebut juga ditujukan untuk umat Muslim yang meninggal pada masa pemerintahan Dinasti Qing dan Revolusi Kebudayaan.

4. Nigeria

Seperti yang sudah diketahui, masyarakat di Nigeria mayoritas terdiri dari kaum beragama Islam dan Kristen. Meskipun berbeda, kedua kaum ini hidup berdampingan dengan damai karena saling menghormati satu sama lain. Oleh karena itu, pada saat perayaan Lebaran, banyak juga umat Kristen yang turut membantu berpartisipasi dalam acara tersebut.

Di Nigeria, Idul Fitri dikenal dengan nama “Sallah Kecil”. Pada hari itu, mereka akan saling mengucapkan salam satu sama lain yang berbunyi, “Barka Da Sallah” artinya adalah Salam Sejahtera di Hari Raya.

5. India

Pada saat Idul Fitri tiba, masyarakat Muslim di India akan melakukan Shalat Ied di Masjid yang menjadi pusat berkumpul pada Idul Fitri di New Delhi. Mereka akan melakukan Shalat Ied bersama-sama dan setelah itu barulah mereka berbincang-bincang sambil memakan hidangan makanan khas Lebaran daerah tersebut.

Berbeda dengan Indonesia yang makanan khasnya terdiri dari ketupat dan pelengkap lainnya, India memiliki makanan khas yang bernama Siwaiyaan. Siwaiyaan adalah campuran bihun manis yang disajikan dengan susu dan buah-buahan kering. Ini adalah makanan yang wajib ada pada saat Lebaran di India.

6. Mesir

Sama dengan tradisi merayakan Lebaran di negara-negara lain, Mesir juga merayakannya dengan bersilaturahmi. Namun bedanya, di Mesir, mereka hanya melakukan silaturahmi dengan keluarga saja, tidak dengan tetangga di sekitar tempat tinggal mereka. Biasanya mereka akan berkumpul bersama keluarganya di taman sambil memakan hidangan khas Lebaran di Mesir, yaitu Ranja, makanan yang terbuat dari ikan asin dan acar.

Pilihan Editor: Seperti Proyeksi Astronomis, Muhammadiyah Umumkan Lebaran 10 April