4 Peristiwa Proses Perjuangan Kemerdekaan Indonesia yang Terjadi saat Ramadan

Pengunjung melihat koleksi di Museum Perumusan Naskah Proklamasi, Menteng, Jakarta, Selasa, 15 Agustus 2023. Museum yang sebelumnya merupakan kediaman perwira Jepang Laksamana Tadashi Maeda dan menjadi tempat perumusan naskah Proklamasi Kemerdekaan RI itu kini dapat digunakan sebagai sarana pembelajaran sejarah bagi masyarakat tentang detik-detik Kemerdekaan Indonesia. TEMPO/ Febri Angga Palguna
Pengunjung melihat koleksi di Museum Perumusan Naskah Proklamasi, Menteng, Jakarta, Selasa, 15 Agustus 2023. Museum yang sebelumnya merupakan kediaman perwira Jepang Laksamana Tadashi Maeda dan menjadi tempat perumusan naskah Proklamasi Kemerdekaan RI itu kini dapat digunakan sebagai sarana pembelajaran sejarah bagi masyarakat tentang detik-detik Kemerdekaan Indonesia. TEMPO/ Febri Angga Palguna

TEMPO.CO, Jakarta - Bulan Ramadan adalah bulan yang penuh berkah dan keutamaan bagi umat Islam. Selain menjadi bulan ibadah dan puasa, bulan Ramadan juga menjadi saksi sejarah bagi bangsa Indonesia. Ada beberapa peristiwa penting dan bersejarah yang tercatat pada saat bulan Ramadan yang berkaitan dengan perjuangan kemerdekaan dan peristiwa penting bagi bangsa Indonesia.

Peristiwa itu tercatat mulai dari proklamasi kemerdekaan hingga Agresi Militer Belanda I. Berikut penjelasan selengkapnya:

1.Peristiwa Rengasdengklok (8 Ramadan)

Melansir dari Ensiklopedia Sejarah Indonesia, Pada hari Kamis, 16 Agustus 1945 (8 Ramadan 1334 H), pagi hari, golongan muda menjemput Soekarno dan Hatta untuk dibawa ke markas PETA di Rengasdengklok, sebuah kota kecil di sebelah utara Jakarta. Golongan muda ini berdalih hendak melindungi Soekarno dan Hatta karena dikhawatirkan akan terjadinya pemberontakan dan peperangan antara PETA dengan sisa-sisa tentara Jepang.

Awal mulanya terdapat perbedaan pendapat antara golongan tua yang tetap menghendaki agar kemerdekaan dibicarakan terlebih dahulu melalui PPKI, dengan golongan muda yang menghendaki agar proklamasi kemerdekaan segera dilaksanakan tanpa melibatkan PPKI yang merupakan bentukan Jepang.

Golongan muda dengan tokohnya diantaranya Sjahrir, Chaerul Saleh, Wikana, Sukarni, B.M. Diah, dan lain-lain, sempat menemui Soekarno dan Hatta selaku golongan tua yang dipercayai sebagai pemimpin PPKI. Dalam perbincangan ini Soekarno dan Hatta masih ragu dan tetap menginginkan agar proklamasi kemerdekaan harus dibicarakan oleh anggota PPKI lebih dahulu. 

2. Proklamasi Kemerdekaan Indonesia (9 Ramadan)

Seperti yang dilansir dari laman Kementerian Sekretariat Negara, peristiwa penting yang pertama terjadi di Indonesia ketika bulan Ramadhan adalah proklamasi kemerdekaan. Proklamasi Kemerdekaan Indonesia jatuh pada 17 Agustus 1945. Ternyata peristiwa tersebut bertepatan dengan bulan Ramadan tepatnya pada 9 Ramadan 1334 H. 

Peristiwa Proklamasi Kemerdekaan RI membuktikan bulan Ramadan memiliki makna khusus bagi rakyat Indonesia. Ada hal menarik lainnya. Bung Karno ternyata meminta saran dari beberapa ulama dalam mempersiapkan kemerdekaan. Tanggal 17 Agustus merupakan saran yang diberikan oleh K. H Abdoel Moekti yang merupakan ulama Muhammadiyah.

3.Pengesahan UUD 1945 (9 Ramadan)

Melansir dari buku Peran Agama Islam dalam Revolusi Indonesia karya Achmad Notosoetardjo, setelah proklamasi kemerdekaan RI dilakukan pada tanggal 17 Agustus 1945 M (9 Ramadhan 1364 H) maka diperlukan adanya landasan hukum dalam penyelenggaraan negara, susunan pemerintahan serta pembentukan lembaga negara. Dengan kesadaran akan kondisi tersebut, maka pada tanggal 18 Agustus 1945 M (10 Ramadhan 1364 H).

Pengesahan UUD tersebut dilakukan dalam sidang PPKI sekaligus merevisi Piagam Jakarta. Revisi tersebut mengubah kalimat ‘Ketuhanan dengan Kewajiban Menjalankan Syariat Islam bagi Pemeluk-Pemeluknya’ menjadi ‘Ketuhanan yang Maha Esa’.

Selain itu, terdapat beberapa hasil dari rapat PPKI tersebut yakni Pengesahan RUUD 1945 menjadi UUD 1945, Pengangkatan Presiden dan Wakil Presiden serta pengesahan KNIP (Komite Nasional Indonesia Pusat) sebagai lembaga negara yang merupakan cikal bakal menjadi DPR (Dewan Perwakilan Rakyat) saat ini.

4.Agresi Militer Belanda I (3 Ramadhan)

Melansir dari laman Universitas Islam An-Nur Lampung, Agresi Militer Belanda di latar belakangi oleh kekalahan Belanda dalam Perang Dunia II yang berdampak langsung pada lesunya ekonomi di Negeri Belanda. Untuk mengembalikan gairah ekonominya, Belanda membutuhkan stimulus berupa tersedianya sumber-sumber barang bernilai ekonomi. 

Disisi lain, untuk memudahkan rencananya tersebut, Belanda melalui Van Mook berpidato menyampaikan bahwa Indonesia berada di bawah Belanda dalam bentuk pemerintahan persemakmuran. Namun, pernyataan tersebut ditolak mentah-mentah oleh Indonesia karena telah memproklamirkan diri sebagai negara yang merdeka. Lambat laun, kondisi semakin tidak kondusif antara kedua belah pihak dan semakin memanas. Dan pada akhirnya pada 21 Juli 1947 M (3 Ramadan 1366 H) Belanda melancarkan agresinya yang pertama. 

Pilihan Editor: Ramadan 2024, Dari Mana Asal Kurma Anda?