Tradisi Megibung, Berbuka Puasa di Kampung Islam Kepaon Bali Saat Bulan Ramadan

Umat Islam menggelar makan bersama atau megibung saat berbuka puasa di Masjid Baitul Makmur, Denpasar, Bali, Jumat 8 April 2022. Kegiatan megibung yang digelar saat waktu berbuka puasa tersebut untuk menyemarakkan bulan Ramadhan 1443 Hijriah dan sekaligus ajang menjalin silaturahmi. ANTARA FOTO/Nyoman Hendra Wibowo
Umat Islam menggelar makan bersama atau megibung saat berbuka puasa di Masjid Baitul Makmur, Denpasar, Bali, Jumat 8 April 2022. Kegiatan megibung yang digelar saat waktu berbuka puasa tersebut untuk menyemarakkan bulan Ramadhan 1443 Hijriah dan sekaligus ajang menjalin silaturahmi. ANTARA FOTO/Nyoman Hendra Wibowo

TEMPO.CO, Jakarta - Bulan Ramadan adalah momen yang selalu dinantikan oleh umat Muslim untuk menjalankan ibadah berpuasa. Salah satu hal unik yang dilakukan umat Muslim di Bali adalah berbuka puasa dengan tradisi Megibung. 

Bali merupakan salah satu daerah di Indonesia yang dikenal memiliki beragam budaya dan tradisi serta toleransi yang tinggi. 

Hal itu dapat dilihat dari tradisi Megibung saat berbuka puasa yang dilakukan oleh umat Muslim Kepaon di daerah Kampung Islam Kepaon, Denpasar, Bali pada Kamis, 21 Maret 2024.

Dilansir dari Antara, Megibung merupakan budaya makan bersama dengan yakni nasi yang ditempatkan dalam satu wadah yang diisi nasi, lauk pauk serta sayuran. 

Kemudian lima hingga enam orang warga Kampung Islam Kepaon duduk melingkar saat masuk waktu berbuka puasa untuk menyantap bersama menu Megibung itu setelah salat Magrhib di Masjid Al Muhajirin Kepaon.

Megibung di Kampung Islam Kepaon hadir hanya tiga kali selama Ramadan yakni 10 hari pertama bulan puasa, kemudian hari ke-20 dan hari ke-30.

Sejarah Megibung di Bali

Dilansir dari karangasemkab.go.id, tradisi megibung ini dikenalkan oleh Raja Karangasem yaitu I Gusti Agung Anglurah Ketut Karangasem sekitar tahun 1614 Caka atau 1692 Masehi. 

Saat itu, Karangasem dalam ekspedisinya menaklukkan Raja-raja yang ada di tanah Lombok. Ketika istirahat dari peperangan, raja menganjurkan semua prajuritnya untuk makan bersama dalam posisi melingkar yang belakangan dikenal dengan nama Megibung. Bahkan, raja sendiri konon ikut makan bersama dengan prajuritnya.

Megibung dimulai dari masak masakan khas tradisional Bali secara bersama-sama, baik itu nasi maupun lauknya. Setelah selesai memasak, warga kemudian menyiapkan makanan itu dengan meletakkan nasi putih  dalam satu wadah yang disebut gibungan, sedangkan lauk dan sayur yang akan disantap disebut karangan.

Tradisi megibung ini biasanya diadakan ketika masyarakat melaksanakan upacara adat dan keagamaan, terutama di daerah Karangasem, misalnya dalam Upacara Yadnya seperti pernikahan, odalan di pura, ngaben, upacara tiga bulanan, dan hajatan lainnya.

Berdasarkan historisnya, umat Muslim memang telah menjadi bagian dari Bali dalam kurun waktu yang lama. Seperti halnya tradisi Megibung yang dilakukan oleh Kampung Islam Kepaon itu sudah berlangsung lama sejak mereka mendiami wilayah di Desa Pemogan, Denpasar Selatan sekitar abad ke-17.

Pilihan Editor: Ramadan di Bali, Junjung Toleransi dan Lintas Agama Sama-sama berburu Takjil