Nabi Larang Makan Sambil Berdiri, Ini 5 Bahayanya untuk Kesehatan

Pengunjung berdiskusi sambil makan dan menikmati minuman kopi di Warung Kopi (Warkop) Nan Yo, Pondok, Padang, Sumatera Barat, Kamis 5 Oktober 2023. Warkop legendaris yang berdiri sejak 1932 itu menyajikan kopi robusta yang diseduh gaya Hainan dengan nuansa warung ala zaman dulu namun tetap dikunjungi konsumen dari berbagai usia. ANTARA FOTO/Iggoy el Fitra
Pengunjung berdiskusi sambil makan dan menikmati minuman kopi di Warung Kopi (Warkop) Nan Yo, Pondok, Padang, Sumatera Barat, Kamis 5 Oktober 2023. Warkop legendaris yang berdiri sejak 1932 itu menyajikan kopi robusta yang diseduh gaya Hainan dengan nuansa warung ala zaman dulu namun tetap dikunjungi konsumen dari berbagai usia. ANTARA FOTO/Iggoy el Fitra

TEMPO.CO, Jakarta - Makan sambil berdiri merupakan kebiasaan yang sering dilakukan oleh banyak orang, terutama dalam kehidupan yang sibuk dan terburu-buru. Padahal belasan abad lalu, Nabi Muhammad SAW melarang makan sambil berdiri. Namun, sedikit yang menyadari bahwa kebiasaan ini dapat memiliki dampak negatif pada kesehatan. Berikut adalah beberapa dampak yang perlu diperhatikan

1. Makan berlebihan 

Beberapa orang percaya makan sambil berdiri dapat membantu menurunkan berat badan lebih banyak daripada makan sambil duduk. Namun, hal sebaliknya mungkin lebih benar. Melansir dari Healthline, meskipun berdiri dapat membakar sekitar 50 kalori lebih banyak per jam daripada duduk, ini belum tentu cukup untuk membuat perbedaan dari waktu ke waktu. Itu karena kebanyakan orang mengonsumsi makanan dengan relatif cepat ketika makan sambil berdiri. 

Jadi dalam skenario kasus terbaik, mengonsumsi makanan sambil berdiri dapat membantu Anda membakar sekitar 12-25 kalori ekstra. Sebaliknya, makan sambil duduk lebih cenderung mengurangi kecepatan makan, sehingga berpotensi mengurangi jumlah kalori yang dikonsumsi ke tingkat yang lebih besar.

2. Tersedak 

Makan dan minum sambil berdiri terlebih dalam kondisi tergesa-gesa, dapat membuat Anda menjadi tersedak. Meski tampak sederhana, tersedak tetap saja dapat memicu komplikasi berbahaya yang bisa mengancam jiwa. Makan sambil berdiri disarankan hanya dilakukan pada kondisi tertentu. Misalnya, bagi penderita gastroesophageal reflux disease (GERD), makan sambil berdiri diyakini dapat membantu mengurangi refluks dan mulas. 

Refluks lambung terjadi ketika isi lambung kembali naik ke kerongkongan. Hal ini dapat menyebabkan rasa terbakar di tengah dada dan rasa mulas. Mereka yang mengalami refluks sering disarankan untuk berdiri tegak dan menghindari berbaring atau bungkuk saat makan, termasuk beberapa jam setelah makan.

3. Ganggu sistem pencernaan 

Makan sambil berdiri dapat membuat lambung mengosongkan isi perut lebih cepat dibanding makan sambil duduk. Ini mungkin terkait dengan gravitasi. Jika kondisi itu terjadi, lambung menjadi tidak punya banyak waktu untuk memecah zat-zat dalam makanan, sehingga nutrisi yang dicerna dan diserap oleh usus menjadi tidak maksimal.

4. Sebabkan perut kembung 

Dalam beberapa kasus, makan sambil berdiri dapat menyebabkan masalah perut kembung. Setiap orang memang bisa mengalami perut kembung dari karbohidrat yang tidak tercerna. Namun, dua kelompok orang lebih mungkin mengalami ketidaknyamanan tersebut, yakni mereka yang tidak toleran laktosa atau sensitif terhadap fermentable oligo, disakarida, monosakarida, serta poliol (FODMAP). 

Orang yang makan dengan cepat atau berjalan-jalan selama atau segera setelah makan dapat mencerna makanan hingga 30 persen lebih cepat. Hal ini dapat meningkatkan kemungkinan pencernaan karbohidrat yang buruk dan menyebabkan perut kembung. Sementara, perut kembung dapat menimbulkan ketidaknyamanan sepanjang hari.

5. Semakin terasa cepat lapar

Tubuh memang memiliki beberapa cara berbeda untuk menentukan apakah sedang lapar atau kenyang. Salah satunya adalah merasakan berapa banyak makanan yang ada di perut. Sejauh mana perut akan meregang setelah makan dapat memberi tahu otak apakah sudah cukup makan atau belum.

Semakin perut merasa meregang dan semakin lama tetap kenyang, semakin kecil kemungkinan perut merasa lapar. Itulah mengapa makanan yang dicerna dengan cepat, seperti karbohidrat olahan, cenderung membuat merasa lebih lapar daripada makanan yang membutuhkan waktu lebih lama untuk dicerna, seperti serat dan protein. Meskipun tidak banyak perbedaan kecepatan pencernaan antara makan sambil duduk atau berdiri, perbedaannya menjadi signifikan jika memperhitungkan pergerakan.

Pilihan Editor: Cara Melakukan Olahraga yang Baik saat Puasa Ramadan