5 Rekomendasi Permainan Tradisional untuk Ngabuburit

Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil bermain engklek/Johnson & Johnson
Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil bermain engklek/Johnson & Johnson

TEMPO.CO, Jakarta - Setiap orang punya cara ngabuburit sendiri untuk mengisi waktu menunggu buka puasa atau ngabuburit. Bukan hanya bermain gawai, ada banyak kegiatan asyik yang bisa dilakukan saat sore. Anda bisa mengajak teman-teman, tetangga, bahkan keluarga untuk ikut serta dalam permainan tradisional. Apa saja permainan tradisional yang bisa membantu Anda mengisi waktu ngabuburit? ini beberapa di antaranya: 

1. Meriam Karbit

Permainan meriam karbit ini populer dimainkan ana-anak di pedesaan. Permainan ini diperkirakan terinspirasi dari senjata dengan nama serupa yang dipakai oleh penjajah saat mereka berupaya mencapai wilayah nusantara pada abad ke–16. 

Lain daerah lain pula penyebutan permainan ledakan ini. Di wilayah Melayu serumpun lebih mengenalnya dengan sebutan meriam bambu, di Kepulauan Bangka Belitung disebut masyarakat bedil bambu. Daerah Minangkabau dikenal dengan meriam betung atau badiak batuang, sedangkan di Aceh disebut dengan bahasa lokal tet beude trieng .

Permainan ini terbuat dari bambu yang di salah satu titik diberi lobang kecil untuk ditaruh 'kalsium karbida' atau karbit sebagai bahan pemicu dentuman yang dikeluarkan dari bambu. 

Memainkan meriam bambu hampir sama dengan penggunaan meriam aslinya, yakni dengan menyulut lubang yang ada di bagian pangkal bambu dengan api. Untuk mengeluarkan dentuman yang kuat, meriam tersebut ditanamkan dengan minyak tanah atau air karbit ke dalam lubang tempat penyulutan.

Kemudian, seutas kayu yang sudah dililit dengan kain dan dicelupkan ke dalam minyak tanah lalu diberi api dan digunakan sebagai alat penyulut. Jika menggunakan air karbit disarankan tambahkan sedikit garam untuk memperbesar suara dentuman. Permainan ini harus dilakukan dengan hati-hati. Karena bisa menyebabkan bulu mata kita bisa habis terbakar.

Permainan meriam bambu ini sangat digemari semua kalangan, mulai dari anak-anak hingga orang tua. 

2. Engklek

Engklek merupakan permainan tradisional yang sering dimainkan oleh anak-anak ketika mereka sekolah. Sebab, permainan ini hanya membutuhkan tanah lapang dan kapur untuk membuat petak sesuai keinginan. Permainan ini memiliki maksimal anggota, yaitu 5 orang. Permainan akan diawali dengan hompimpa dan suit hingga anak menyelesaikan semua kotak. Engklek melatih anak-anak untuk mereka visual, keseimbangan tubuh, serta motor planning.

Dikutip dari Antara, di Desa Pedawang, Kecamatan Bae, Kabupaten Kudus, Jawa Tengah ada kelompok  masyarakat yang menawarkan kebon nanas sebagai lokasi ngabuburit atau menunggu waktu berbuka puasa dengan menyediakan sejumlah permainan tradisional guna mencegah anak kecanduan terhadap gawai. Namanya Kelompok Sadar Wisata (Pokdarwis) Singo Barong. 

Bayu, salah satu warga yang memanfaatkan kebun nanas sebagai lokasi ngabuburit di Kudus, mengakui senang bisa bermain permainan tradisional seperti engklek dan dakon di lahan yang dikelilingi tanaman nanas.

"Ketika buka puasa juga disediakan suguhan mulai dari minuman dan makanan dari hasil olahan nanas," katanya.

3. Cublak-cublak Suweng

Masyarakat Jawa Tengah memiliki permainan populer bernama cublak-cublak suweng yang dimainkan dengan cara, salah satu pemain membungkuk dan menghadap ke bawah dengan mata terpejam. Kemudian, pemain lainnya meletakkan tangan di atas punggung pemain yang membungkuk dan memindahkan kerikil yang digenggamnya sambil menyanyikan lagu cublak-cublak suweng. Setelah lagu selesai, pemain yang membungkuk harus menebak seseorang yang menyembunyikan kerikil tersebut.

4. Congklak

Congklak adalah permainan tradisional Indonesia yang melibatkan keterampilan dan strategi. Permainan dimulai dengan mengambil biji-bijian yang terdapat pada setiap lubang untuk kemudian mengisi lubang-lubang lain satu per satu dengan biji yang diambil.

Mengutip dari web Kemendikbud, di daerah Jawa permainan tradisional congklak lebih dikenal dengan nama Dakon. Beberapa tempat menyebutnya dengan Dhakon, dan ada pula yang menyebut dengan istilah Dhakonan. Sedangkan istilah lain yang populer di kawasan Sulawesi adalah Maggaleceng.

Syarat permainan congklak adalah saat mengisi, tidak boleh ada satu lubang yang terlewat atau berisi lebih dari satu. Pemenangnya ditentukan dari pemilik biji terbanyak.

5. Layang-layang

Terbangkan layang-layang tradisional adalah permainan yang menyenangkan, terutama yang buat sendiri. Ini adalah aktivitas yang dapat memberikan kegembiraan dan memperkenalkan keindahan alam serta keahlian seni kerajinan.

Bermain layangan sangat seru dilakukan ketika liburan, coba berbagai variasi bentuk layangan. Permainan layang-layang akan membuat anak-anak saling berusaha untuk menerbangkan layangannya lebih tinggi.

KARUNIA PUTRI | RINDI ARISKA | KHUMAR MAHENDRA | MALINI

Pilihan Editor: Rekomendasi 7 Tempat Ngabuburit di Yogyakarta