6 Fakta Puasa Ramadan Bisa Sekaligus Diet

Ilustrasi puasa ramadan. TEMPO/Subekti
Ilustrasi puasa ramadan. TEMPO/Subekti

TEMPO.CO, Jakarta - Puasa Ramadan bukan sekadar tentang praktik keagamaan, tetapi juga merupakan kesempatan bagi individu untuk meningkatkan kesehatan mereka secara keseluruhan. Selama bulan suci ini, jutaan Muslim di seluruh dunia berpuasa dari fajar hingga matahari terbenam, mengamalkan disiplin diri dan spiritualitas. 

Namun, selain manfaat rohani, ada juga banyak fakta menarik tentang puasa Ramadan yang juga dapat mendukung upaya diet dan kesehatan seseorang. Berikut beberapa fakta menarik puasa Ramadan bisa sambil diet.

1. Pengaturan Ulang Pola Makan

Selama Ramadan, pola makan umumnya diatur ulang dengan hanya dua waktu makan utama, yaitu sahur (makan sebelum fajar) dan berbuka (makan setelah matahari terbenam). 

Ini memungkinkan Anda untuk memperhatikan jumlah makanan yang dikonsumsi dan memastikan bahwa makanan yang dipilih bersifat nutrisi dan memberi energi yang cukup untuk hari yang panjang.

2. Kontrol Porsi

Dikutip dari Antara, kontrol porsi juga merupakan hal paling penting di bulan Ramadan. Karena inti dari bulan ini melatih kesabaran dan pengendalian diri, sebab itu dalam hal makanan kedua faktor ini juga harus diperhatikan. Tak makan di antara sahur dan buka puasa dan kemudian makan berlebihan saat berbuka tidak sejalan dengan apa yang diajarkan Ramadan.

Kontrol porsi adalah cara terbaik untuk memastikan bahwa angka pada timbangan tidak meningkat pada akhir bulan. Makan dalam porsi kecil selalu merupakan ide yang tepat dan juga membantu seseorang memahami seberapa banyak yang dibutuhkan tubuh.

3. Pengendalian Asupan Kalori

Puasa Ramadan memberikan kesempatan bagi Anda untuk lebih sadar akan asupan kalori tubuh Anda. Dengan membatasi waktu makan, Anda cenderung memperhatikan jumlah makanan yang dikonsumsi. Hal ini dapat membantu dalam mengendalikan asupan kalori dan mendukung upaya penurunan berat badan atau pemeliharaan berat badan yang sehat.

Menurut Guru Besar Ilmu Gizi Institut Pertanian Bogor (IPB) Hardinsyah, saat berpuasa, secara otomatis kalori yang masuk ke tubuh akan berkurang sekitar 200-500 kalori. Namun, ini akan terjadi bila tidak berlebihan saat makan sahur dan berbuka puasa.

“Kalau kita bisa mengendalikan makan dan berhenti sebelum kenyang itu pasti akan terjadi defisit kalori dari kebutuhan harian biasanya,” katanya.

4. Pilihan Makanan Sehat

Saat memilih makanan untuk sahur dan berbuka, disarankan untuk memilih makanan yang sehat dan bergizi. Hardinsyah mengatakan menu makanan saat sahur tetap harus mengandung empat sehat dan lima sempurna namun tentunya dalam porsi cukup dan tak berlebihan. '

Karbohidrat tetap dibutuhkan selama puasa untuk memberikan energi saat beraktivitas. Namun, porsi sayur dan buah dianjurkan lebih banyak dibanding karbohidrat.

"Intinya adalah secukupnya dan defisit kalori," jelasnya.

Anda juga perlu menghindari makanan yang tinggi gula dan lemak jenuh yang dapat menyebabkan peningkatan berat badan dan menurunkan tingkat energi.

5. Menjaga Hidrasi dan Kebugaran yang Optimal

Meskipun puasa membatasi konsumsi makanan dan minuman selama waktu tertentu, penting untuk tetap menjaga hidrasi yang optimal. Minum air dalam jumlah yang cukup selama waktu yang diperbolehkan untuk makan dapat membantu menghindari dehidrasi dan menjaga keseimbangan cairan dalam tubuh.

Misalnya saat sahur, minumlah setidaknya dua gelas air. Selain itu, Anda bisa mendapatkan asupan air dengan mengkonsumsi sayur dan buah-buahan yang memiliki kadar air tinggi, seperti tomat, mentimun, selada, jeruk, dan semangka.

Saat Ramadan juga dianjurkan untuk menjaga kebugaran dan kesehatan tubuh,yakni dengan melakukan olahraga. Adapun waktu terbaik untuk berolahraga adalah sebelum waktu berbuka (iftar) atau setelah makan sahur.

Segera setelah berbuka, tubuh memiliki energi yang lebih baik untuk melakukan aktivitas fisik, dan setelah sahur, tubuh masih memiliki cadangan energi yang cukup untuk berolahraga. 

6. Peningkatan Metabolisme

Selama puasa, tubuh mengalami perubahan metabolik yang dapat meningkatkan efisiensi pembakaran lemak. Ketika tubuh tidak menerima asupan makanan untuk digunakan sebagai energi, ia mulai mengandalkan cadangan lemak sebagai sumber bahan bakar. Ini dapat menyebabkan peningkatan dalam pembakaran lemak, yang dapat membantu dalam penurunan berat badan atau pembentukan tubuh.

KAKAK INDRA PURNAMA | YAYUK WIDIYARTI | RINI KUSTIANI  

Pilihan Editor: 5 Kebiasaan Bikin Gagal Diet Saat Berpuasa