Benarkah Hewan Kurban Jadi Kendaraan di Akhirat?

Sapi kurban milik Presiden Joko Widodo (kanan) berselahan dengan sapi kurban milik Wakil Presiden, Ma'ruf Amin di Masjid Istiqlal, Jakarta Pusat, Minggu, 10 Juli 2022. Presiden Jokowi menyerahkan hewan kurban di Masjid Istiqlal berupa seekor sapi berjenis Simental. TEMPO/ Febri Angga Palguna
Sapi kurban milik Presiden Joko Widodo (kanan) berselahan dengan sapi kurban milik Wakil Presiden, Ma'ruf Amin di Masjid Istiqlal, Jakarta Pusat, Minggu, 10 Juli 2022. Presiden Jokowi menyerahkan hewan kurban di Masjid Istiqlal berupa seekor sapi berjenis Simental. TEMPO/ Febri Angga Palguna

TEMPO.CO, Jakarta - Umat Islam disunahkan berkurban saat Hari Raya Idul Adha dan tiga hari setelahnya. Nabi Muhammad saw bersabda, agar menggemukkan hewan kurban. Pasalnya hewan kurban tersebut merupakan kendaraan saat menyeberangi jembatan menuju surga.

“Gemukkanlah hewan-hewan kurban kalian, karena sungguh hewan itu adalah kendaraan kalian saat melewati shirath (jembatan) kelak,” kata Rasulullah, diriwayatkan Abu Hurairah ra dalam kitab Al-Firdaus karya Imam Ad-Dailami.

Hal inilah yang membuat umat Islam percaya bahwa hewan kurban merupakan kendaraan di hari akhirat? Benarkah demikian?

Hadis terebut diriwayatkan dari Sahabat Abu Hurairah ra. Namun, para ulama menilai sanad hadis ini sangat lemah, di antaranya Imam Ibnu Hajar Al-Asqalani, Imam As-Sakhawi, dan Imam Suyuti. Ustaz Adi Hidayah juga membenarkan terkait lemahnya hadis tersebut. Hal itu ia sampaikan di kanal YouTubenya yang tayang pada 6 Juli 2021 silam.

“Riwayat ini dan riwayat-riwayat terkait dinilai oleh para ulama-ulama, pakar di bidang ahli hadis, itu sebagai riwayat-riwayat yang sangat lemah,” kata Ustaz Adi Hidayat.

Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa hewan kurban menjadi kendaraan di akhirat masih belum jelas dalilnya, bahkan dinilai bermasalah. Kendati begitu, umat Islam tetap dapat memetik hikmah dari hadis tersebut. Menurut Imam Ibnu Hajar Al-Asqalani yang dimaksud kendaraan adalah memudahkan orang yang berkurban melewati shirath.

Dia berpendapat semakin baik hewan kurban yang diberikan, semakin besar pula balasan untuk itu. Berusaha memberikan yang terbaik dalam berkurban adalah sunah. Dahulu, Allah menerima kurban Habil, putra Nabi Adam, karena dia memberikan hewan ternak terbaik yang dimiliki.

Oleh sebab itu, meskipun hadis tentang hewan kurban menjadi kendaraan di hari akhirat sanad-nya lemah, tetapi umat Islam tetap disarankan untuk berkurban dengan hewan terbaik. Seperti Rasulullah yang dalam satu riwayat disebutkan berkurban dengan dua domba putih bertanduk yang gemuk-gemuk. Hadis ini diriwayatkan oleh Ibnu Majah dalam Sunan-nya, 3.113; Ahmad, 24.660 dan 24.699.

“Diriwayatkan dari ‘Aisyah dan dari Abu Hurairah, bahwa Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam apabila hendak menyembelih kurban, Beliau membeli dua ekor kambing kibasy yang besar dan gemuk, bertanduk, berwarna putih dan terputus pelirnya. Beliau menyembelih seekor untuk umatnya yang bertauhid dan membenarkan risalah, kemudian menyembelih seekor lagi untuk diri beliau dan untuk keluarga beliau Shallallahu ‘alaihi wa sallam”.

Pilihan Editor: Patungan Hewan Kurban 1 Sapi untuk 7 Orang, Begini Ketentuannya