Ikuti Kami di
TEMPO.CO, Jakarta - Sebelum Hari Raya Idul Fitri umat Muslim diwajibkan menunaikan zakat. Ibadah zakat adalah salah satu rukun Islam yang wajib ditunaikan setiap muslim yang mampu dan berkelapangan harta. Sebelum diserahkan ke salah satu dari 8 asnaf atau golongan yang berhak menerima zakat, zakat akan terlebih dulu dikelola oleh seorang amil.
Mengutip baznas.banyuasinkab.go.id, amil zakat merupakan seseorang yang ditugaskan oleh imam (pemimpin negara) untuk mengumpulkan dan mendistribusikan harta zakat. Berdasarkan Fatwa MUI Nomor : 8 Tahun 2011 Tentang Amil Zakat, amil zakat diangkat pemerintah dan dibentuk oleh masyarakat yang disahkan pemerintah untuk mengelola pelaksanaan ibadah zakat.
Menurut Hasil Musyawarah Nasional (Munas) Alim Ulama NU tahun 2017 yang dilaksanakan di Nusa Tenggara Barat, amil zakat dibagi menjadi dua, yaitu ‘amil tafwidl yang diberi kewenangan secara menyeluruh untuk mengurusi harta zakat. Kemudian ‘amil tanfidz, diberi kewenangan terbatas dalam mengurusi zakat seperti diberi tugas sebatas memungut dan mendistribusikannya.
Dalam menjalankan tugas mengelola zakat, seorang amil (petugas) harus memiliki persyaratan khusus sehingga mampu menjalankan amanat yang diberikan oleh muzakki (orang yang berzakat). Seperti dijelaskan di nu.or.id, syarat yang harus dimiliki ‘amil tafwidl adalah orang yang merdeka, mukallaf, adil dalam seluruh kesaksian, beragama Islam dan memahami fiqih zakat. Kemudian memiliki pendengaran dan penglihatan yang baik serta bukan keturunan Bani Hasyim.
Serupa dengan syarat ‘Amil Tafwidl, namun yang harus dipenuhi menjadi ‘amil tanfidz sedikit lebih longgar. Pasalnya syarat amil tanfidz tidak harus menguasai fiqih zakat, orang yang merdeka, dan Islam. Kelonggaran ini disebabkan tugas ‘amil tanfidz hanya ditekankan kepada keperantaraan (sifarah/risalah) bukan kewenangan kekuasaan (wilayah).
Menjadi seorang amil zakat dalam hukum islam sepenuhnya hak imam atau pemimpin di masa itu. Menukil publikasi "Kewenangan Pengangkatan Amil Zakat (Studi Perbandingan Fiqih dan Hukum Positif)", amil zakat tidak diizinkan berdiri sendiri. Akan tetapi harus atas izin dan persetujuan pihak pemerintah baik tingkat pusat, provinsi maupun daerah. Ketentuan tersebut juga diatur dalam Undang-Undang Undang- Undang Nomor 23 Tahun 2011 Tentang Pengelolaan Zakat.
Amil zakat berfungsi sebagai penghubung antara wajib zakat atau muzakki dan yang berhak menerima zakat. Amil zakat berkewajiban menyampaikan harta zakat yang diterimanya itu kepada yang berhak dengan cara yang sesuai dengan tujuan disyariatkannya zakat itu.
Selain itu, amil zakat juga bertugas untuk menentukan dan mengidentifikasi orang-orang yang terkena wajib zakat, menetapkan kriteria zakat, menyeleksi jumlah para mustahiq zakat dan menetapkan jadwal pembayaran zakat bagi masing-masing muzakki.
Keutamaan menjadi amil zakat merupakan tugas yang mulia. Hal ini lantaran mereka adalah penyeru agama, penyambung kebenaran, fasilitator antara yang pemberi dan penerima dan penyeru perintah wajibnya zakat yang ditetapkan oleh Allah SWT kepada umat Islam.
Tak hanya itu, pekerjaan menjadi amil zakat dipandang sebagai pahala yang sama dengan berperang di jalan Allah. Yaitu menuju jalan yang benar membela kebaikan tanpa mengharapkan imbalan.
Perlu diketahui Amil zakat termasuk kategori penerima zakat karena sudah mendapatkan jatah dari Baitul Mal. Amil diberi zakat karena sebagai ganti dari upah kerjanya. Oleh karenanya, seorang amil tetap diberi zakat sekalipun dia orang kaya.
Pilihan Editor: 8 Golongan Penerima Zakat Fitrah Termasuk Ibnu Sabil, Siapakah Dia?
Selalu update info terkini. Simak breaking news dan berita pilihan dari Tempo.co di kanal Telegram “http://tempo.co/”. Klik https://t.me/tempodotcoupdate untuk bergabung. Anda perlu meng-install aplikasi Telegram terlebih dahulu.
