Keutamaan Itikaf di Malam-malam Terakhir Ramadan

Umat muslim membaca Al-Quran saat melakukan itikaf pada bulan Ramadan di Masjid Istiqlal, Jakarta, 24 April 2022. Umat Islam mulai melaksanakan ibadah itikaf pada sepuluh hari terakhir bulan Ramadhan dengan memperbanyak amal dan ibadah di masjid guna mendapatkan malam Lailatul Qadar. TEMPO/Fajar Januarta
Umat muslim membaca Al-Quran saat melakukan itikaf pada bulan Ramadan di Masjid Istiqlal, Jakarta, 24 April 2022. Umat Islam mulai melaksanakan ibadah itikaf pada sepuluh hari terakhir bulan Ramadhan dengan memperbanyak amal dan ibadah di masjid guna mendapatkan malam Lailatul Qadar. TEMPO/Fajar Januarta

TEMPO.CO, Jakarta - Bulan Ramadan akan berakhir tinggal hitungan hari. Kebanyakan orang akan pergi ke masjid untuk melakukan itikaf. Sebab, dimalam terakhir pahala akan dilipatgandakan dan mengejar malam kemuliaan lailatul qadar.

Dilansir dari laman mui.or.id, secara etimologi, lafazh itikaf berasal dari bahasa Arab yaitu ‘akafa yang memiliki makna al-hasbu atau memenjarakan. 

Pada pengertian etimologi di atas, itikaf merupakan ibadah penyerahan diri kepada Allah dengan cara memenjarakan diri di dalam masjid (berdiam diri), dan menyibukkan diri dengan berbagai bentuk ibadah yang layak dilakukan di dalamnya.

Merujuk dari sumsel.kemenag.go.id, iktikaf merupakan berdiam diri di masjid dengan niat mendekatkan diri kepada Allah SWT.

Iktikaf dapat dilakukan ketika umat muslim akan memasuki 10 malam terakhir pada bulan terakhir. 

Sebagaimana diriwayatkan oleh Bukhori dan Muslim “Rasulullah melakukan i’tikaf setiap bulan ramadan selama sepuluh hari, maka ketika di tahun menjelang wafatnya, Rasulullah beri’tikaf dua puluh hari.Dan istri-istrinya beri’tikaf setelah itu.

Selaras dengan disampaikan oleh Ibnu Umar, “Rasulullah melakukan itikaf sepuluh hari terakhir di bulan Ramadhan” (HR. Bukhori dan Muslim).

Rukun iktikaf

1. Muslim

2. Akil

3. Mumayyiz atau anak yang telah mencapai usia sekitar 7 tahun

4. Suci dari hadas besar 


Tata cara iktikaf 

(1) Niat itikaf

 Niat iktikaf dapat disesuaikan dengan kebutuhan Anda. Misalnya Anda melakukan iktikaf nazar, Anda wajib menunaikan iktikaf dengan niat tersebut. Tetapi, jika Anda ingin iktikaf di masjid pada umumnya, Anda dapat melantunkan niat iktikaf seperti dilansir dari islam.nu.or.id

Nawaitul i’tikfa f hdzal masjidi lillhi ta‘l. 

Artinya, “Saya berniat i’tikaf di masjid ini karena Allah SWT.

(2) Berdiam diri dalam masjid. 

Bagi Anda yang tidak sempat ke masjid untuk iktikaf pada siang hari, Anda dapat beritikaf pada malam hari. Ketika di masjid, Anda dapat memperbanyak dzikir, sholawat, dan bacaan-bacaan yang mendekatkan diri kepada Allah SWT. 


Keutamaan itikaf

1. Dijauhkan dari neraka

Dari ibnu Abbas ra: “Barang siapa beri’tikaf satu hari karena mengharap keridhoan Allah, Allah akan menjadikan jarak antara dirinya dan api neraka sejauh tiga parit, setiap parit sejauh jarak timur dan barat” (HR. Thabrani, Baihaqi dan dishohihkan oleh Imam Hakim).

2. Dijanjikan surga

Imam Al-Khatib dan Ibnu Syahin meriwayatkan hadits dari Tsauban ra meriwayatkan, Rasulullah saw bersabda: “Barang siapa yang beri’tikaf antara Maghrib dan Isya di masjid, dengan tidak berbicara kecuali sholat dan membaca Al-Quran, maka Allah berhak membangunkan untuknya istana di surga.

3. Peluang besar untuk mendapatkan kemuliaan malam lailatul qadar.

Dlam surah al-qadr ayat 1-5, menjelaskan yang artinya: Sesungguhnya Kami telah menurunkannya (Al-Quran) pada malam kemuliaan. Dan tahukah kamu apakah malam kemuliaan itu? Malam kemuliaan itu lebih baik dari seribu bulan. Pada malam itu turun malaikat-malaikat dan malaikat Jibril dengan izin Tuhannya untuk mengatur segala urusan. Malam itu (penuh) kesejahteraan sampai terbit fajar

Pilihan Editor: Pengertian Itikaf dan Tata Caranya dalam Islam

Selalu update info terkini. Simak breaking news dan berita pilihan dari Tempo.co di kanal Telegram http://tempo.co/. Klik https://t.me/tempodotcoupdate untuk bergabung. Anda perlu meng-install aplikasi Telegram terlebih dahulu.