Masuk Hari ke-2 Ramadan, Permintaan Kolang Kaling di Lebak Melonjak Tajam

Reporter

Pedagang melayani pembeli buah kolang kaling di Pasar Gede, Solo, Jawa Tengah, Sabtu, 25 April 2020. Pedagang setempat mengaku penjualan buah kolang kaling saat bulan Ramadan meningkat sebesar 50 peren dari hari biasa, dengan harga Rp20 ribu per kilogram dan Rp25 ribu per kilogram tergantung jenis kolang-kaling. ANTARA/Maulana Surya
Pedagang melayani pembeli buah kolang kaling di Pasar Gede, Solo, Jawa Tengah, Sabtu, 25 April 2020. Pedagang setempat mengaku penjualan buah kolang kaling saat bulan Ramadan meningkat sebesar 50 peren dari hari biasa, dengan harga Rp20 ribu per kilogram dan Rp25 ribu per kilogram tergantung jenis kolang-kaling. ANTARA/Maulana Surya

TEMPO.CO, Jakarta - Memasuki hari kedua bulan puasa Ramadan 1444 Hijriah, permintaan kolang kaling di Pasar Rangkasbitung Kabupaten Lebak, Banten meningkat tajam hingga mencapai 500 kilogram dibanding hari biasa yang hanya 100 kilogram.

"Kami dalam dua hari puasa Ramadhan mendapatkan hasil penjualan kolang-kaling Rp10 juta/hari dengan harga Rp 20 ribu dari 500 kilogram itu," kata Sulaeman, 45 tahun, pedagang kolang kaling di Pasar Rangkasbitung  Kabupaten Lebak, Sabtu.

Berdasarkan pengalaman, permintaan kolang kaling saat Ramadhan akan meningkat dibandingkan hari-hari biasa.

Pada hari biasa Sulaeman mengaku  paling banyak menjual kolang kaling sebanyak 100 kilogram, namun saat Ramadan bisa mencapai 500 kilogram.

Kolang kaling adalah bahan makanan yang bisa diolah untuk menu berbuka puasa. Umumnya ditambahkan dalam minuman.

Menurut dia, masyarakat sudah menjadikan kolang kaling dari pohon aren itu sebagai tradisi untuk berbuka puasa selama Ramadhan.

Masyarakat menjadikan kolang-kaling sebagai makanan campuran untuk kolak dan minuman es. "Kami sangat terbantu dengan berjualan kolang kaling yang meningkat selama Ramadhan," katanya.

Ia menyebutkan kolang kaling yang dijualnya itu diperoleh dari petani aren di Kecamatan Malingping.

Petani di Malingping saat Ramadan memproduksi kolang kaling kemudian disalurkan ke sejumlah daerah di Banten.

Sementara itu Junaedi, 45 tahun, pengumpul kolang-kaling di Rangkasbitung mengaku setiap hari bisa meraup keuntungan sekitar Rp 2 juta.

Kolang-kaling itu diperoleh dari petani Kecamatan Sobang, Cigemblong, Cibeber, Muncang dan Cijaku. Daerah-daerah itu merupakan sentra perkebunan aren yang menghasilkan kolang-kaling dan gula aren.

"Kami sehari bisa menjual antara tiga sampai empat ton dari sebelumnya satu ton," katanya.

Menurut dia, kualitas kolang kaling Kabupaten Lebak cukup bagus sehingga banyak permintaan dari daerah itu  hingga Tangerang dan DKI Jakarta.

Saat ini, kata dia, permintaan kolang-kaling sangat menguntungkan bagi petani selama Ramadhan. "Kami kadang kewalahan melayani permintaan kolang kaling dari para pedagang pengecer saat Ramadan," ucapnya.

Pilihan Editor: Ragam Kuliner Kolang Kaling, Menu Setia Buka Puasa