4 Hal yang Perlu Diperhatikan saat Mengajarkan Anak Berpuasa Pertama Kali

Reporter

Editor

Mila Novita

Ilustrasi anak-anak menunggu berbuka puasa di Jakarta, Selasa 14 April 2020. TEMPO/Subekti.
Ilustrasi anak-anak menunggu berbuka puasa di Jakarta, Selasa 14 April 2020. TEMPO/Subekti.

TEMPO.CO, Jakarta - Bulan Suci Ramadan sudah dimulai. Bagi orang tua yang memiliki anak, muncul berbagai kebimbangan. Apakah anak sudah bisa puasa? Bagaimana agar pengalaman berpuasa pertama mereka bisa santai dan menyenangkan? 

Hal pertama yang perlu diingat adalah jangan memulai terlalu dini. Ada perbedaan pendapat tentang usia yang tepat untuk mulai berpuasa. Tapi, umumnya anak yang yang berusia di bawah 7 tahun bisa mengalami masalah.

Samer Saade, dokter spesialis anak di Medcare Medical Center yang berbasis di Uni emirat Arab, mengatakan anak-anak dapat mulai berpuasa ketika mereka mencapai pubertas, yaitu antara 10 dan 14 tahun pada anak perempuan dan 12 sampai 16 tahun pada anak laki-laki. "Secara keseluruhan, usia terbaik untuk memulai puasa adalah antara 10 dan 12 tahun," kata dia, seperti dilansir dari Arabnews, Rabu, 22 Maret 2023. 

Hal kedua yang perlu diingat adalah efek kekurangan makanan terhadap suasana hati dan fungsi kognitif. Nasreen Chidhara Pari, dokter spesialis anak ddi UEA, mengatakan anak-anak membutuhkan lebih banyak cairan dan energi untuk memenuhi kebutuhan metabolisme tubuh mereka dan untuk perkembangan otak.

“Saat berpuasa, anak bisa mengalami lemas, kelelahan, penurunan fungsi kognitif, perubahan jadwal tidur, rentang perhatian yang berkurang dan temperamen pendek hingga sakit kepala, sakit perut, dan pingsan,” kata Pari. 

Berikut 4 hal yang harus diperhatikan ketika mengajarkan anak berpuasa Ramadan menurut beberapa ahli. 

1. Mulai pelan-pelan

Kunci sukses puasa Ramadan adalah bertahap, dengan periode pantang yang singkat, kata para ahli.

“Orang tua harus memutuskan berapa lama anak mereka akan berpuasa (jika mereka berpuasa), berdasarkan kesehatan anak mereka, frekuensi makan, kemampuan menahan lapar dan tingkat aktivitas,” kata Pari.

Jika seorang anak berbuka puasa, penting bagi orang dewasa terdekat untuk tetap tenang. 

Latih penguatan positif saat anak berbuka puasa, beri tahu mereka tidak apa-apa dan dorong anak untuk mencoba lagi ketika mereka merasa siap. “Perpanjang durasi waktu puasa sedikit demi sedikit,” ujarnya.

2. Mengasuh anak dengan lembut

Saade menyetujuinya, dia menyarankan pemikiran positif, pengasuhan yang lembut dan tetap tenang selama proses berlangsung. Ini akan memastikan puasa yang lebih efektif, dan juga meningkatkan harga diri anak.

Selama periode ini, apa yang kita makan menjadi sangat penting. Sakina Muntasir, ahli diet dari Prime Hospital yang berbasis di UEA, mengatakan bahwa sahur untuk anak-anak harus serupa dengan sahur untuk orang dewasa supaya tidak lekas haus, lapar, dan membuat periode puasa nyaman.

“Oat, telur, roti gandum, dan buah adalah pilihan yang baik,” katanya.

Saat berbuka puasa untuk anak-anak, mulailah dengan jus segar atau buah atau kurma yang kaya air.

“Hindari makanan yang digoreng atau berminyak saat berbuka puasa. Bagilah makan malam menjadi tiga bagian, buka puasa, makan malam, dan setelah makan malam, untuk memastikan anak memiliki kesempatan yang baik untuk mendapatkan nutrisi yang cukup,” ujarnya.

Makan malam harus berupa makanan seimbang dengan karbohidrat, protein, dan sayuran yang sehat. Setelah makan malam, minta mereka makan sejumput kacang dan segelas susu sebelum tidur.

3. Ikuti pedoman segitiga emas

Anak-anak terkenal sebagai pemilih makanan, jadi ingatlah segitiga emas: protein, serat, dan lemak sehat untuk makanan sehat.

Mengikuti pedoman ini akan memastikan puasa pertama yang sehat. Namun, jika sahur terlewatkan atau anak tidak makan dengan baik, beri mereka multivitamin untuk menghindari kelemahan atau kekurangan, kata Saade.

Shahid Gauhar, dokter spesialis anak dan ahli neonatologi dari Prime Hospital yang berbasis di UEA, jangan memaksa anak untuk makan berlebihan saat sahur atau berbuka puasa karena kemungkinan besar akan menyebabkan gangguan pencernaan, kembung, dan ketidaknyamanan.

“Hindari makanan tinggi gula karena akan menambah nafsu makan mereka, dan memberikan sedikit nutrisi tetapi banyak kalori yang tidak dibutuhkan,” katanya.

Para ahli sepakat bahwa pengetahuan adalah kunci sukses puasa. Jelaskan pentingnya Ramadan dan menjalankan puasa, sehingga tidak hanya meniru orang dewasa. Berikan tonggak pencapaian, apakah itu puasa lima jam atau sehari penuh.

“Rayakan puasa pertama mereka bersama keluarga dan teman, dan beri mereka hadiah," kata Gauhar.

4. Kegiatan selama Ramadan

Bermain penting untuk semua anak, bahkan mereka yang berpuasa, agar otak berkembang. Namun, selama bulan suci, olahraga dan aktivitas harus agak berbeda. “Siapkan kegiatan yang membuat mereka sibuk di siang hari, tetapi hindari kegiatan yang membutuhkan energi tingkat tinggi,” kata Gauhar.

ARABNEWS

Pilihan Editor: Kapan Sebaiknya Anak Mulai Diajak Puasa?