Kapan Sebaiknya Anak Mulai Diajak Puasa?

Reporter

Editor

Nurhadi

Ilustrasi anak-anak menunggu berbuka puasa di Jakarta, Selasa 14 April 2020. TEMPO/Subekti.
Ilustrasi anak-anak menunggu berbuka puasa di Jakarta, Selasa 14 April 2020. TEMPO/Subekti.

TEMPO.CO, Jakarta - Meskipun anak-anak belum diwajibkan berpuasa, tetapi tidak ada salahnya bagi orangtua mulai mengenalkan ibadah puasa. Pengenalan puasa ini sebaiknya dilakukan apabila anak sudah siap baik secara fisik maupun mental. Lantas, kapan waktu yang tepat mengajarkan anak mulai berpuasa?

Sejatinya seorang anak bisa mulai diajak untuk berpuasa ketika anak sudah bisa membedakan antara yang baik dan buruk. Selain itu, anak sudah mampu bersosialisasi dengan lingkungan sekitarnya. Umumnya, hal-hal tersebut diperoleh ketika anak memasuki usia enam sampai tujuh tahun.

Dikutip dari Antara, dalam segi kesehatan, usia tujuh tahun merupakan usia yang mendukung anak berpuasa. Hal ini karena kondisi gula darah tubuh anak sudah stabil. Ketika berpuasa, kondisi tubuh anak akan berubah. Ketika enam jam berpuasa, tubuh akan memecah cadangan gula dalam tubuh (glikogen) guna menjaga kadar gula dalam rendah.

Apabila puasa disambung hingga 16 jam, kadar cadangan glikogen dalam tubuh akan habis sehingga tubuh akan memanfaatkan lemak sebagai sumber energi. Apabila puasa terus berlanjut, protein sebagai zat pembangun tubuh akan menjadi komponen terakhir yang digunakan agar tubuh tetap terjaga.

Cadangan glikogen tubuh dipengaruhi oleh usia seseorang. Semakin kecil usia anak, maka semakin sedikit pula cadangan glikogen yang dimiliki. Hal ini bisa memicu timbulnya risiko mengalami hipoglikemia, kondisi berkurangnya kadar gula darah tubuh. Dengan demikian, anak-anak usia di bawah tujuh tahun berpotensi mengalami hipoglikemia lebih besar.

Langkah awal untuk mengajak anak berpuasa sebaiknya dilakukan secara bertahap. Misalnya, anak dilatih berpuasa sampai pukul 10.00. Apabila anak sanggup mencapai hal tersebut, puasa dilanjutkan hingga setengah hari, tepatnya pukul 12.00 siang.

Orangtua juga disarankan memberikan motivasi dan tidak segan untuk melontarkan pujian kepada anak guna memberikan semangat dan meningkatkan kemampuan berpuasanya. Untuk penghargaan, orangtua boleh membuat perjanjian dengan anak, seperti memberikan hadiah apabila anak berhasil puasa satu bulan penuh.

NAOMY A. NUGRAHENI

Baca juga: Yang Perlu Diajarkan pada Anak kala Pertama Kali Puasa