Ikuti Kami di
TEMPO.CO, Jakarta - Ada banyak hal yang dilakukan untuk mengisi bulan Ramadan. Terlebih, 10 hari terakhir puasa Ramadan merupakan waktu terbaik untuk memperkuat ibadah. Salah satu yang umum dilakukan adalah mengkhatamkan Alquran.
Khatam memiliki arti tamat. Khatam berarti sudah selesainya mengaji Alquran hingga juz yang terakhir. Biasanya, penyebutan khatam dikhususkan untuk anak-anak yang belajar mengaji dari guru agama atau majlis setempat.
Melansir dari kanal Kemenag RI, waktu untuk melakukan khatam Alquran dibagi menjadi dua, pertama dilakukan secara individu yang disunahkan untuk dilaksanakan dalam salat. Namun, lebih utama dilakukan di dalam dua rakaat salat sunah fajar. Sementara khatam secara berjamaah dilakukan pada pagi atau malam hari.
Majlis khatam Alquran biasanya mengadakan suatu perayaan untuk menandai seseorang atau sekelompok orang telah selesai membaca Alquran. Perayaan di tiap daerah tentu berbeda-beda. Salah satunya yaitu perayaan yang dilakukan oleh suku Minangkabau.
Perayaan Khatam Alquran Orang Minangkabau
Melansir dari berbagai sumber, berikut adalah ragam tradisi perayaan khatam Alquran orang suku Minangkabau.
- Tradisi Mandabiah Jawi
Mengutip dari Jurnal Penelitian UNP Padang, tradisi mandabiah jawi atau menyembelih sapi dalam rangka Khatam Alquran adalah tradisi yang dilakukan dengan acara makan bersama. Kegiatan ini dilakukan untuk anak-anak di kanagarian Balai Gurah kecamatan VI angkat Agam, Sumatera Barat. Tidak hanya untuk khatam Quran, Tradisi mandabiah jawi juga sering dilakukan saat upacara perkawinan dan kelahiran. Tradisi ini muncul dari rasa syukur para orang tua atas pencapaian anaknya yang mampu menamatkan pelafalan seluruh ayat Al-Quran.
Namun, tradisi tersebut sudah mengalami pergeseran. Sekarang warga setempat mengganti penyembelihan sapi dengan membeli makanan jadi kemudian dihidangkan saat acara Khatam Alquran.
- Tradisi Makan Bajamba
Mengutip dari salah satu Jurnal Penelitian UIN Imam Bonjol Padang, makan bajamba atau makan barapak adalah tradisi makan yang dilakukan masyarakat Minangkabau dengan duduk bersama dalam suatu tempat.
Tradisi ini umum dilangsungkan di hari-hari besar agama Islam dan dalam berbagai upacara adat, pesta adat, dan pertemuan penting lainnya. Beberapa kelompok keluarga duduk bersila membentuk lingkaran, di tengah lingkaran terhidang gundukan nasi beserta lauk pauk di atas nampan. Mereka makan sesuap demi sesuap dengan tertib.
Satu porsi nasi gabungan (nasi dan lauk pauk) dinikmati oleh satu kelompok yang terdiri dari lima sampai delapan orang.
- Tradisi Musik Talempong
Talempong adalah pemainan musik oleh sekelompok orang di tanah nagari Balai gurah Minangkabau. Permainan ini dilakukan dalam upacara Khatam Alquran, yaitu upacara atas keberhasilan anak dalam membaca Alquran. Setiap tahun, pemain musik talempong mengiringi anak-anak yang telah khatam Quran dengan berarak-arakan mengelilingi kampung. Hal itu dilakukan dalam rangka silaturahmi dan mengungkap syukur. Musik talempong menjadi identitas diri masyarakat Balai Gurah.
- Tradisi Menyumbang dari Perantau dalam Perhelatan
Para perantau Minangkabau dari Nagari Balai Gurah turut berpartisipasi saat ada proses upacara Khatam Alquran yang diadakan setiap tahun di bulan Ramadan. Bentuknya yaitu terlibat aktif dalam kepanitiaan upacara Khatam Alquran jika sedang pulang kampung. Sementara jika tidak, mereka akan mengirimkan uang dan barang untuk hadiah lomba musabaqah.
RISMA DAMAYANTI
Baca: Potong Nasi Besar dalam Tradisi Khatam Al Quran di Batam
Selalu update info terkini. Simak breaking news dan berita pilihan dari Tempo.co di kanal Telegram “Tempo.co Update”. Klik https://t.me/tempodotcoupdate untuk bergabung. Anda perlu meng-install aplikasi Telegram terlebih dahulu.
