Apa Hubungan Masjid Raya Medan dan Istana Maimun?

Reporter

Petugas menyiapkan bilik semprot disinfektan untuk para jmaah melaksanakan salat Idul Fitri (Id),  di Masjid Raya Al Mashun Medan, Sumatera Utara, Sabtu, 23 Mei 2020. Jemaah diwajibkan memakai masker, mencuci tangan, membawa sejadah masing-masing serta menjaga jarak terkait pandemi virus COVID-19. ANTARA/Septianda Perdana
Petugas menyiapkan bilik semprot disinfektan untuk para jmaah melaksanakan salat Idul Fitri (Id), di Masjid Raya Al Mashun Medan, Sumatera Utara, Sabtu, 23 Mei 2020. Jemaah diwajibkan memakai masker, mencuci tangan, membawa sejadah masing-masing serta menjaga jarak terkait pandemi virus COVID-19. ANTARA/Septianda Perdana

TEMPO.CO, Jakarta - Masjid Al Mashun atau yang lebih dikenal Masjid Raya Medan atau Masjid Raya Deli merupakan salah satu ikon wisata Kota Medan selain Istana Maimun tentunya.

Masjid yang menjadi identitas Kota Medan ini, bukan hanya sekedar bangunan antik bersejarah biasa, namun juga menyimpan keunikan tersendiri mulai dari gaya arsitektur, bentuk bangunan, kubah, menara, pilar utama hingga ornamen-ornamen kaligrafi yang menghiasi tiap bagian masjid.

Dilansir dari disbudpar.sumutprov.go.id, masjid ini dibangun pada tahun 1906 pada masa Sultan Ma’mum Al Rasyid dan selesai pada 1909, ditandai dengan pelaksanaan salat Jumat pertama di masjid ini. 

Pada awal pembangunannya, masjid ini menyatu dengan kompleks Istana Maimun. Gaya arsitekturnya khas Timur Tengah, India dan Spanyol. Masjid ini membentuk segi delapan dan memiliki sayap di bagian selatan, timur, utara dan barat. 

Pada awalnya masjid ini dirancang oleh arsitek Belanda Van Erp yang juga merancang istana Maimun, namun kemudian prosesnya dikerjakan oleh JA Tingdeman yang juga berkembangsaan Belanda. Tak heran bila masjid ini memiliki komponen-komponen budaya asing.

Dapat dilihat dari ornamen-ornamen pada kompleks masjid dari pintu gerbang, menara yang terpisah agak jauh dari masjid, bangunan masjid yang memiliki berbagai corak lengkung, tiang, tata hias lantai, dinding, pintu, dan jendela. Serta memiliki bentuk atap khas yaitu atap yang berbentuk kubah persegi delapan. 

Atap masjid terdiri dari satu kubah besar yang terdapat ditengah-tengah dan empat kubah yang ada di sisi-sisinya dengan ukuran lebih kecil. Keragaman bentuk seni dan ornamentasi masjid yang menunjukkan ciri-ciri yang menarik.

Masjid Raya Medan perpaduan Berbagai Gaya Arsitektur

Masjid ini dirancang seluas 18.000 meter persegi dengan perpaduan gaya arsitektur Timur Tengah, India, dan Eropa abad ke-18.

Bangunan masjid ini sudah menggunakan teknologi beton bertulang, serta memakai konsep-konsep arsitektur modern. Sementara unsur klasiknya dapat ditemukan pada jendela kaca patri berwarna, ornamen abstrak geometris dan floralistis, bentuk oktagonal dan bentuk kubah bergaya klasik dari Moghul.

Dikutip dari p2k.unkris.ac.id, total pembangunan Masjid Al Mashun menghabiskan dana sebesar satu juta gulden. Sultan memang sengaja membangun mesjid kerajaan ini dengan megah, dibandingkan kemegahan Istana Maimun miliknya. 

Pendanaan pembangunan masjid ini dibiayai dengan dana pribadi Sultan, namun konon katanya Tjong A Fie, tokoh etnis Thionghoa di kota Medan turut berkontribusi mendanai pembangunan masjid ini.

Masjid Raya Al-Mashun belum pernah direnovasi. Menurut salah seorang pengelola mesjid, pemerintah daerah Sumatera Utara pernah merencanakan renovasi bagian-bagian Masjid Raya Al Mashun yang telah rusak dimakan usia dan perluasan agar dapat menampung jamaah lebih banyak. 

Namun karena ditentang oleh banyak kalangan yang khawatir nilai-nilai seni dari gaya arsitektur asli bangunan ini hilang, akhirnya pemerintah daerah hanya menambah sarana penunjang masjid, tanpa mengotak-atik bangunan utamanya. Itulah sebabnya, bangunan Masjid tua ini masih tetap utuh seperti bentuk aslinya ketika dibangun lebih dari seabad silam.

Kini selain menjadi pusat ibadah umat muslim di kota Medan, Masjid Raya Medan juga menjadi destinasi wisata religi yang ramai dikunjungi turis lokal maupun mancanegara.

ANNISA FIRDAUSI 

Baca: Arsitektur Masjid Raya Medan Perpaduan Maroko, Eropa, Timur Tengah dan Melayu

Selalu update info terkini. Simak breaking news dan berita pilihan dari Tempo.co di kanal Telegram “Tempo.co Update”. Klik https://t.me/tempodotcoupdate untuk bergabung. Anda perlu meng-install aplikasi Telegram terlebih dahulu.