Komplit Salat Tarawih di Bulan Ramadan: Versi 8 atau 20 Rakaat, Satu Tujuan

Reporter

Editor

Dwi Arjanto

Seorang anak laki-laki beristirahat ketika umat Islam melakukan salat tarawih pada malam pertama bulan suci Ramadan di Masjid Agung Istiqlal di Jakarta, Sabtu, 2 April 2022. REUTERS/Willy Kurniawan
Seorang anak laki-laki beristirahat ketika umat Islam melakukan salat tarawih pada malam pertama bulan suci Ramadan di Masjid Agung Istiqlal di Jakarta, Sabtu, 2 April 2022. REUTERS/Willy Kurniawan

TEMPO.CO, Jakarta -Bulan Ramadan merupakan bulan ibadah, salat tarawih adalah sunnah yang dilakukan pada malam hari di bulan Ramadan. Salat 20 rakaat atau 8 rakaat dikerjakan berjamaah setelah salat Isya.

Umumnya pengikut Muhammadiyah mengerjakan 8 rakaat salat Tarawih ditambah 3 rakaat salat Witir, menjadi 11 rakaat. Lantas, apa landasan hukum bagi yang mengerjakan salat Tarawih sebanyak 8 rakaat ini.

Berikut hadis yang diriwayatkan oleh Imam Bukhari dari Aisyah RA sebagai landasan hukumnya.

Dari A’isyah, istri Nabi Muhammad SAW, ia berkata, "Rasulullah pernah melakukan salat pada waktu antara setelah selesai Isya yang dikenal orang dengan ‘Atamah hingga Subuh sebanyak sebelas rakaat di mana beliau salam pada tiap-tiap dua rakaat, dan beliau salat witir satu rakaat.” (HR. Muslim)

Hanya saja, di dalam hadits shahih ini, Aisyah radhiyallahu anha sama sekali tidak secara tegas mengatakan bahwa 11 rakaat itu adalah jumlah rakaat salat tarawih.

Karenanya, para ulama berbeda pendapat tentang permasalahan ini. Pertama, mayoritas ulama dari mazhab Hanafi, Maliki, Syafi’i, dan Hanbali menegaskan, shalat tarawih berjumlah 20 rakaat.

Mengutip dari buku "33 Macam Jenis Shalat Sunnah" Ustaz Muhammad Ajib menjelaskan para ulama sepakat salat Tarawih hukumnya adalah sunnah. Berikut jumlah rakaat Salat Tarawih menurut 4 Mazhab.

  1. Mazhab Hanafi (20 rakaat) Imam As-Sarakhsi rahimahullah (wafat 483 H) salah satu ulama mazhab Hanafi di dalam kitabnya Al-Mabsuth menuliskan sebagai berikut yang artinya: "Maka sesungguhnya sholat Tarawih itu sebanyak 20 rakaat selain Witir menurut mazhab kami."
  2. Mazhab Maliki (20 Rakaat atau 36 Rakaat) Imam Ibnu Abdil Barr rahimahullah (wafat 463 H) salah satu ulama Mazhab Maliki dalam Kitab al-Kaafi Fii Fiqhi Ahlil Madinah berkata: "Ulama salaf mensunnahkan di madinah shalat tarawih 20 rakaat dan witir. Sebagian ulama menganjurkan 36 rakaat dan witir” pendapat Imam Malik.
  3. Mazhab Syafi'i (20 Rakaat) Imam An-Nawawi rahimahullah (wafat 676 H) salah satu ulama Mazhab Syafi'i dalam kitabnya Al-Majmu' Syarah menuliskan: "Sholat Tarawih hukumnya sunah menurut ijma ulama, dan menurut pendapat kami bahwasanya salat tarawih itu sebanyak 20 rakaat dengan 10 kali salam."
  4. Mazhab Hanbali (20 Rakaat) Imam Ibnu Qudamah rahimahullah (waft 620 H) ulama dari kalangan Mazhab Hanbali di dalam Kitabnya Al-Mughni menuliskan sebagai berikut: "Salat malam pada bulan Ramadan sebanyak 20 rakaat, yaitu salat Tarawih, dan hukumnya adalah sunnah muakkadah (sunnah yang sangat dianjurkan)."

Selaiin itu. Beberapa tabiin meriwayatkan salat tarawih dikerjakan dengan 20 rakaat pada masa pemerintahan Umar bin Khattab.

Berikutnya: Salah satunya, Said bin Yazid yang menyampaikan...