Tradisi Nyorog Betawi Menyambut Bulan Ramadan

Rumah adat Betawi merupakan lambang multikultural, yang merupakan perpaduan berbagai etnik di Jakarta. TEMPO/Bram Setiawan
Rumah adat Betawi merupakan lambang multikultural, yang merupakan perpaduan berbagai etnik di Jakarta. TEMPO/Bram Setiawan

Menghormati Dewi Sri

Jurnal Ilmiah Sosiologi Agama Prodi Sosiologi Agama Fakultas Ilmu Sosial UIN SU Medan jurnal.uinsu.ac.id, menulis, dahulu, tradisi Nyorog identik dengan tradisi memberi sesajen kepada Dewi Sri sebagai simbol kemakmuran. Nyorog lalu disesuaikan dengan nilai Islam untuk menyambut bulan Ramadan. Sehingga Nyorog dikenal sebagai ajang silaturahmi.

Orang Betawi mulai menyesuaikan budaya leluhur dengan ajaran Islam. Misalnya, dulu tradisi tahlilan yang bersifat animisme, disesuaikan menjadi upacara yang bernafaskan Islam dengan bacaan doa-doa Islam.

Dari beberapa catatan, Nyorog berakar dari  tradisi ‘Sedekah Bumi’ dan ‘Baritan’. Keduanya merupakan ritus upacara adat yang menyimbolkan refleksi antara interaksi manusia, lingkungan, dan kepercayaan kepada sang pencipta.
 
Sebelum agama Islam masuk ke ke Pulau Jawa, masyarakat sering membawakan makanan untuk sesajen yang akan dipersembahkan kepada Dewi Sri atau lambang kemakmuran. Ritual ungkapan rasa syukur kepada setiap rezeki yang sudah didapatkan.

Sumber lain yang menyebutkan tradisi Nyorog telah dilakukan masyarakat Betawi sejak 1800-an yang diperkenalkan para wali saat menyebarkan ajaran Islam.

 Ilustrasi sayur Gabus Pucung. Dok.TEMPO/ Arif Fadillah

Pernikahan

Tradisi Nyorog tak hanya dekat dengan bulan Ramadan saja, karena juga dilaksanakan dalam acara pernikahan. Biasanya, sebelum lamaran, sorogan (bawaan) akan diberikan dari pihak mempelai lelaki ke mempelai perempuan. Seserahan itu akan berbentuk bahan makanan disertai dengan bingkisan.

Salah satu fungsinya untuk mempererat kedua keluarga mempelai. Selain itu juga sebagai upaya untuk mengikat mempelai pria dan wanita, menjelang pengesahan status suami dan istri.

Baca juga: Cucurak, Tradisi Warga Bogor Menyambut Ramadan
 

IDRIS BOUFAKAR