Tradisi Meugang, Perayaan Warga Aceh Masak Daging Sambut Bulan Ramadan

Reporter

Warga memadati pasar untuk berbelanja kebutuhan perayaan Meugang Akbar Ramadan 1439 Hijriah di Pasar Inpres Lhokseumawe, Aceh, 16 Mei 2018. Hari Meugang dirayakan tiga kali dalam setahun, yaitu pada Ramadan, Hari Raya Idulfitri dan Iduladha. ANTARA/Rahmad.
Warga memadati pasar untuk berbelanja kebutuhan perayaan Meugang Akbar Ramadan 1439 Hijriah di Pasar Inpres Lhokseumawe, Aceh, 16 Mei 2018. Hari Meugang dirayakan tiga kali dalam setahun, yaitu pada Ramadan, Hari Raya Idulfitri dan Iduladha. ANTARA/Rahmad.

TEMPO.CO, Jakarta - Salah satu tradisi yang masih dipertahankan oleh Masyarakat Aceh untuk menyambut bulan Ramadan adalah meugang. Sebenarnya, selain dilaksanakan menjelang bulan puasa, tradisi meugang juga dilakukan saat perayaan lain, seperti Idul Fitri dan Idul Adha.  Tradisi meugang merupakan wujud atas sebuah tafsir agama yang diamalkan melalui kebudayaan masyarakat Aceh.

Istilah meugang diambil dari bahasa Aceh, yang masih dilestarikan oleh masyarakat Aceh hingga saat ini. Tradisi meugang atau yang juga dikenal dengan mameumang, ma’meugang  adalah tradisi makan daging sebelum puasa di bulan suci Ramadan dimulai. Sebagaimana dijelaskan dalam Jurnal el Harakah edisi 2014, perayaan meugang dilaksanakn oleh seluruh lapisan masyarakat Aceh, baik di desa maupun di kota.

Tradisi meugang tidak memiliki perayaan khusus, acara inti dari tradisi ini berupa berkumpul bersama dengan keluarga sembari makan daging yang sudah dimasak menjadi beragam sajian yang lezat. Meskipun demikian, perayaan meugang menjadi momen penting untuk berkumpul bersama sanak-saudara. Sebab, biasanya anggota keluarga yang merantau atau tinggal di tempat yang jauh akan pulang dan berkumpul saat perayaan ini berlangsung.

Setiap daerah di Aceh mempunyai olahan masakan dagingnya tersendiri saat perayaan meugang ini. Misalnya di Pidie, Bireun, Aceh Utara, daging diolah menjadi masakan kari atau sop daging. Sementara itu, di Aceh Besar, daging dimasak menjadi menu daging asam keueung dan sie reuboh (sebuah masakan daging menggunakan cuka). Tradisi meugang biasanya dilaksanakan sehari atau H-2 sebelum bulan puasa tiba. Sementara itu, saat Idul Fitri dan Idul Adha, perayaan ini dilaksanakan sehari atau H-2 setelahnya.

Dijelaskan dalam repository.uinsu.ac.id, tradisi meugang sarat akan makna. Tradisi ini merupakan wujud antusiasme umat Islam menyambut bulan Ramadan yang telah tiba. Selain itu, meugang memiliki makna sebagai bentuk persiapan diri secara lahir, seperti menyiapkan makanan untuk berbuka dan sahur, dan melakukan persiapan lainnya menjelang bulan puasa Ramadan. Tradisi meugang juga merupakan wujud rasa syukur kepada Sang Pencipta untuk menyambut bulan suci Ramadan.

NAOMY A. NUGRAHENI 

Baca: Tradisi Meugang Masak Daging Sapi Jelang Hari Istimewa Islam

Selalu update info terkini. Simak breaking news dan berita pilihan dari Tempo.co di kanal Telegram “Tempo.co Update”. Klik https://t.me/tempodotcoupdate untuk bergabung. Anda perlu meng-install aplikasi Telegram terlebih dahulu.