Tradisi Meugang, Masak Daging Sapi Jelang Hari Istimewa Islam

Reporter

Warga membeli daging sapi pada hari meugang pertama atau meugang kecil di Kota Lhokseumawe, Aceh, 25 Mei 2017. Harga daging sapi pada meugang kecil di Aceh mencapai Rp180.000 per kilogram, dan diprediksikan akan semakin meningkat dipicu minimnya persediaan daging. ANTARA/Rahmad
Warga membeli daging sapi pada hari meugang pertama atau meugang kecil di Kota Lhokseumawe, Aceh, 25 Mei 2017. Harga daging sapi pada meugang kecil di Aceh mencapai Rp180.000 per kilogram, dan diprediksikan akan semakin meningkat dipicu minimnya persediaan daging. ANTARA/Rahmad

TEMPO.CO, JakartaMeugang adalah tradisi masak daging sapi dan dinikmati beramai-ramai dengan keluarga, kerabat pun yatim piatu guna menyambut hari istimewa di Aceh. Perayaan ini jadi momen penting untuk berkumpul keluarga. Biasanya, orang yang merantau akan mudik menjelang Ramadan atau Idul Adha untuk berkumpul di hari meugang.

Tradisi ini sudah berlangsung sejak Aceh masih berada di tampuk kepemimpinan Sultan Iskandar Muda, sejak 1607 hingga 1636. Hingga kini pun, masyarakat Aceh masih melestarikan tradisi ini. Hari istimewa dalam setahun untuk mengadakan tradisi ini ada tiga kali. Yakni jelang ramadhan, lebaran dan dua hari sebelum hari raya idul adha.

Pada hari-hari biasa masyarakat Aceh menikmati lauk dari sungai maupun laut. Sehingga hari meugang jadi hari istimewa, memasak daging sapi atau lembu jadi menu utama. Kini masyarakat pun menambah variasi menu masakannya dengan daging kambing, ayam juga bebek.

Cara memperoleh daging pun beragam. Antara lain, meugang di Gampong atau desa, meugang kantor, dan beli daging di pasar. Jelang hari meugang, masyarakat akan beramai-ramai ke pusat penjualan sapi.

Titik-titik lokasi penjualan daging meugang di Banda Aceh telah ditentukan. Mulai dari Jalan H.T Daud Syah-Peunayong, Jalan T Nyak Arief meliputi kawasan Lingke, Lamyong, Pasar Rukoh dan Kopelma Darussalam, Jalan Taman Makam Pahlawan dan Pasar Pagi Peuniti.

Baca: Meugang Tradisi Sambut Ramadan di Aceh

Di Jalan T Iskandar- Simpang Beurawe, Pasar Ulee Kareng, Jalan Mohamad Hasan- Simpang Batoh, Jalan Sultan Iskandar Muda- Simpang Punge Blang Cut, Jalan Soekarno Hatta, dan Jalan Sultan Malikul Saleh-Simpang Lhong Raya.

Kata Barlian AW budayawan Aceh, sejarah mulanya tradisi meugang, dulunya para uleebalang yakni hulubalang atau bangsawan di Aceh membagikan zakat berupa makanan dan pakaian kepada kaum duafa, yatim piatu dan fakir miskin di Aceh.

RAUDATUL ADAWIYAH NASUTION