TEMPO.CO, Jakarta - Buat yang sudah terbiasa mengurangi konsumsi minuman berkafein seperti kopi kala Ramadan, lanjutkan di 10 hari terakhir bulan suci ini demi terhindar dari dehidrasi.
"Apabila biasa mengonsumsi kopi sebanyak dua sendok teh, bisa dikurangi menjadi satu sendok teh" ujar spesialis gizi klinik dari Fakultas Kedokteran Universitas Hasanuddin, Tirta Prawita Sari.
Dokter yang berpraktik di RS Pondok Indah – Pondok Indah itu juga mengatakan yang tidak mempunyai masalah seperti pada perut, lambung, dan dehidrasi bisa tetap mengonsumsi kopi saat Ramadan. Tetapi, dia tak menyarankan konsumsi minuman yang belakangan populer di kalangan anak muda itu pada saat sahur karena efek diuresis atau peningkatan urin sebagai efek samping dan menyebabkan dehidrasi. Namun ini tergantung dari jumlah kopi dan jenisnya.
"Minum kopi saat sahur dapat saja berpotensi memberi efek diuresis dan menyebabkan dehidrasi. Jika tidak perlu benar, maka tidak perlu minum kopi saat sahur," kata Tirta.
Biasanya, mereka yang belum terbiasa mengurangi konsumsi kafein, apalagi menghentikannya sementara selama Ramadan, akan mengeluhkan sakit kepala parah selama berhari-hari hingga akhirnya terbiasa dengan rutinitas baru, yakni mengurangi porsi. Menurut pakar penyakit dalam di Unit Emirat Arab, Mustafa Saif, seperti dikutip dari Gulfnews, ini merupakan gejala penarikan diri yang juga mencakup kelelahan, lesu, mudah tersinggung, kurang konsentrasi, insomnia, dan cemas.
Dokter spesialis tidur di Burjeel Hospital, Abu Dhabi, Supriya Sundaram, mengingatkan sebaiknya menghindari terlalu banyak kafein kala Ramadan agar kualitas tidur terjaga. Sebaliknya, minumlah air sesuai kebutuhan tubuh, setidaknya delapan gelas per hari.
Baca juga: Saran Dokter agar Puasa Anak Lancar