Kicak, Takjil Manis Legit Favorit di Pasar Kauman Yogyakarta

Reporter

Kue kicak. TEMPO | Pribadi Wicaksono
Kue kicak. TEMPO | Pribadi Wicaksono

TEMPO.CO, Jakarta - Kicak adalah jajanan khas Yogyakarta, takjil favorit berbuka puasa. Kue ini banyak dijajakan di pusat jajanan Ramadan di Kampung Kauman. Kampung identik sebagai kampung Islam dekat dengan Masjid Agung Yogyakarta. Lokasinya tak jauh dari Alun-alun Utara Yogyakarta.

Sekitar tahun 1970-an kicak dijajakan Mbah Wono sebagai takjil di pasar sore di Kauman. Siapa sangka, ternyata banyak yang tertarik menyantap kue ini sebagai takjil berbuka puasa. Sejak itu, kicak ramai diincar pembeli. Hingga kini kicak jualan Mbah Wono tetap paling populer.

Kudapan satu ini punya cita rasa manis yang khas. Perpaduan ketan tumbuk dengan gula merah menghasiltan tekstur yang legit ditambah parutan kelapa serta potongan buah nangka segar. Tak heran, kue satu ini banyak disajikan saat buka puasa. Biasanya seporsi kicak dijual dengan harga Rp 2.500 hingga Rp 3.000,  tergantung dari ukuran porsinya.

Bahan dasar pembuatan kicak berupa beras ketan, parutan kelapa, santan kental, gula merah dan nangka. Cara memasaknya dimulai dengan mencampurkan beras ketan yang telah dibersihkan dengan kelapa parut, lalu aduk hingga merata. Setelah itu kukus adonan selama setengah jam. Kemudian masukkan adonan ke dalam air yang telah mendidih, dan kukus kembali dengan waktu yang sama. Jika sudah, angkat adonan dan tumbuk hingga halus, lalu diamkan.

Kicak yang terkenal dari Kauman, Yogyakarta sebagai kuliner takjil ini selalu dihidangkan dengan kuah. Cara membuat kuahnya cukup praktis. Hanya perlu mendidihkan santan kental lalu ditaburi gula merah dan diaduk hingga menyatu. Kemudian masukkan nangka jika santan dan gula mendidih. Terakhir sajikan kicak dengan memotongnya lalu tuangkan kuah diatasnya.

RAUDATUL ADAWIYAH NASUTION

Baca: Kentang Goreng Rumahan Untuk Takjil Buka Puasa Hari ini