Ponpes di Lebak Terbanyak Meminati Pengajian Kitab Al Akhlaq Lil Banat, Sebab...

Reporter

Editor

Dwi Arjanto

Ilustrasi mengaji/membaca quran. INDRANIL MUKHERJEE/AFP/Getty Images
Ilustrasi mengaji/membaca quran. INDRANIL MUKHERJEE/AFP/Getty Images

TEMPO.CO, Lebak -Banyak pondok pesantren Salafiyah atau tradisional di Kabupaten Lebak, Provinsi Banten paling banyak menggelar pengajian atau meminati mengkaji "Kitab Al Akhlaq Lil Banat".

Hal tersebut guna membangun akhlak karimah atau akhlak mulia.

"Pada prinsifnya akhlak itu wajib dimiliki sebagai orang yang beriman kepada Allah SWT," kata Pimpinan Pondok Pesantren Salafiyah Tajul Fallah Kabupaten Lebak KH Suryana di Lebak, Minggu, 18 April 2021.

Pengkajian "Kitab Al Akhlaq Lil Banat" karangan Syekh Tahihir Bin Saleh Al-Jazairi ini merupakan karya ulama besar dan terpopuler di Indonesia.

Selama ini, kata dia, banyak lembaga pesantren mengkaji "Kitab Al Akhlaq Lil Banat" guna memperdalam akhlak yang mulia dan akhlak karimah.

Sebab, menurut dia, orang yang beriman harus memiliki sifat akhlak karimah, seperti yang dicontohkan Rasulullah SAW.

Selain itu juga akhlak karimah itu dipastikan tidak ada santri yang terpapar paham radikalisme maupun terorisme.

"Kita perlu membangun pribadi yang berakhlak mulia dengan membentuk pribadi-santun sesuai Al Qur'an," katanya.

Menurut dia, pengkajian "Kitab Al Akhlaq Lil Banat" sebagai kitab klasik yang harus ditelaah dan dipelajari oleh santri untuk membangun ketauhidan, akhlak,pendidikan dan ilmu fiqh.

Selain itu juga banyak kajian kitab klasik lainya yang dipelajari di pesantren di antaranya Fathul Muin, Ta’lim al Muta’allim dan "Kitab Busyrol Karim Bi Syarhi Masa'ilit Ta'lim" yang membahas fiqh karangan Syekh Sa'id bin Muhammad Ba'Ali Ba'Isyn Ad-Da'uni Al-Hadhromi.

Selain itu juga kitab "Jawahirul Kalamiyah" sebagai kitab tauhid pengesahan kepada Allag SWT.

"Semua kajian kitab klasik itu sangat bermanfaat bagi santri untuk mempelajari tentang pendidikan, etika, akhlak hingga tauhid," katanya menjelaskan.

Sementara itu, Maya, seorang santriwati Ponpes Salafiyah Tajul Fallah Kecamatan Cipanas Kabupaten Lebak mengatakan dirinya kini mengkaji kitab klasik mulai tanggal 13 April sampai 2 Mei mendatang.

Pengkajian kitab klasik itu gratis dan tidak dipungut biaya oleh pimpinan pesantren setempat. "Kami merasa senang dan bangga sudah mampu membaca dan memaknai arti kitab gundul itu," kata dia di Lebak.

Baca juga : Zona Kuning, Salat Tarawih di Masjid Agung di Rangkasbitung Digelar dengan Prokes
ANTARA