Puasa dan Ingin Tes GeNose? Ini Saran Peneliti UGM Agar Hasilnya Maksimal

Calon penumpang meniupkan nafas ke dalam kantong untuk dites menggunakan alat GeNose C19 di Terminal Type A Alang Alang Lebar, Palembang, Sumatera Selatan, Senin, 14 April 2021. Simulasi tersebut dilakukan sebagai tahap persiapan pelayanan GeNose C-19 di Terminal tersebut. ANTARA/Nova Wahyudi
Calon penumpang meniupkan nafas ke dalam kantong untuk dites menggunakan alat GeNose C19 di Terminal Type A Alang Alang Lebar, Palembang, Sumatera Selatan, Senin, 14 April 2021. Simulasi tersebut dilakukan sebagai tahap persiapan pelayanan GeNose C-19 di Terminal tersebut. ANTARA/Nova Wahyudi

TEMPO.CO, JakartaTim Peneliti dan Pengembangan GeNose C19 dari Universitas Gadjah Mada (UGM) memastikan alat skrining dan diagnostik COVID-19 berbasis embusan napas "GeNose C19" tetap bisa digunakan oleh masyarakat yang sedang menjalankan ibadah puasa.

"Selama bulan Ramadhan GeNose tetap bisa digunakan bagi masyarakat yang memang harus beraktivitas di luar rumah," kata Juru Bicara Tim Peneliti dan Pengembang GeNose C19 Mohamad Saifudin Hakim saat konferensi pers secara virtual di Yogyakarta, Senin.

Menurut dia puasa tidak akan menghambat kemampuan deteksi alat ciptaan para peneliti UGM itu karena di luar bulan Ramadan pun masyarakat yang hendak menggunakan GeNose diminta berpuasa selama setengah sampai satu jam untuk menjaga kondisi rongga mulut.

"Harus menjaga kondisi rongga mulut dengan menghindari makanan dan minuman terutama yang mempunyai aroma yang kuat supaya hasil tes GeNose membuahkan hasil yang maksimal," katanya. 

Meski demikian, khusus bagi masyarakat yang berpuasa, kata dia, uji napas menggunakan alat itu disarankan dilakukan pada pagi hari.