Puasa dan Ingin Tes GeNose? Ini Saran Peneliti UGM Agar Hasilnya Maksimal

Calon penumpang meniupkan nafas ke dalam kantong untuk dites menggunakan alat GeNose C19 di Terminal Type A Alang Alang Lebar, Palembang, Sumatera Selatan, Senin, 14 April 2021. Simulasi tersebut dilakukan sebagai tahap persiapan pelayanan GeNose C-19 di Terminal tersebut. ANTARA/Nova Wahyudi
Calon penumpang meniupkan nafas ke dalam kantong untuk dites menggunakan alat GeNose C19 di Terminal Type A Alang Alang Lebar, Palembang, Sumatera Selatan, Senin, 14 April 2021. Simulasi tersebut dilakukan sebagai tahap persiapan pelayanan GeNose C-19 di Terminal tersebut. ANTARA/Nova Wahyudi

"Lebih baik lagi didahului dengan berkumur atau bisa dilakukan satu jam setelah berbuka puasa," kata Mohamad Saifudin Hakim.

Sementara itu, perwakilan dari tim pengembang GeNose, Dian Kesumapramudya Nurputra mengatakan deteksi COVID-19 dengan GeNose untuk masyarakat yang berpuasa dianjurkan memilih waktu tidak lebih dari enam jam setelah makan sahur.

Apabila lebih dari waktu yang dianjurkan tersebut, katanya, ada kemungkinan gas asam lambung memengaruhi pembacaan GeNose.

Berdasarkan hasil penelitian, kata dia, gas asam lambung bisa memunculkan positif palsu atau positif lemah dari hasil pemeriksaan napas menggunakan GeNose.

Kendati demikian, jika pengambilan sampel napas GeNose terpaksa melebihi waktu enam jam setelah sahur dapat diantsipasi dengan berkumur, menggunakan siwak, atau menyikat gigi terlebih dahulu. "Sehingga gas dari asam lambung itu bisa ternetralisir," kata Dian Kesumapramudya Nurputra.

BACA: Bandara Ngurah Rai Bali Mulai Gunakan GeNose Hari Ini