Respons Pemudik Soal Diskon Tarif Penyeberangan Merak-Bakauheni

Mobil para pemudik memadati Tol Tangerang-Merak pada H-6 Lebaran di Merak, Banten, 30 Mei 2019. Kemacetan terjadi sepanjang 6 kilometer dari Gerbang Tol Merak. TEMPO/Amston Probel
Mobil para pemudik memadati Tol Tangerang-Merak pada H-6 Lebaran di Merak, Banten, 30 Mei 2019. Kemacetan terjadi sepanjang 6 kilometer dari Gerbang Tol Merak. TEMPO/Amston Probel

TEMPO.CO, Merak – Kebijakan PT ASDP Indonesia Ferry (Persero) memberi diskon 10 persen bagi angkutan yang akan melakukan penyeberangan di lintasan Merak-Bakauheni pada siang hari dan menaikkan tarif 10 persen bagi angkutan yang menyeberang pada malam hari tampaknya ditanggapi dingin oleh para pemudik.

Baca juga: Menhub: H-6, Kenaikan Jumlah Pemudik Signifikan

Sejumlah pemudik dengan kendaraan pribadi di Pelabuhan Merak menyatakan berbagai alasannya memilih perjalanan mudik malam hari di Pelabuhan Merak.

Seperti yang dikatakan Hendry Gunawan, 36 tahun. Pemudik asal Depok ini mengaku tidak keberatan untuk merogoh kantong lebih dalam dari pada harus melakukan penyeberangan pada siang hari.

“Bukannya tidak mau, tapi kayanya kurang nyaman aja kalau berangkat dari Depok siang hari. Sebab, nanti sampai di Sumatera untuk melanjutkan perjalanannya malam hari. Kalau perjalanan di Sementara siang hari lebih tenang, tidak was was,” katanya.

Gunawan mengaku memilih pulang karena sudah memasuki hari libur kerja. "Kemarin saya terakhir kerja, jadi hari ini saya beserta keluarga berencana pulang," ungkap Gunawan yang berprofesi sebagai Dosen saat ditemui di Dermaga 1 Pelabuhan Merak Jumat 31 Mei 2019 dini hari.

Selain karena ingin lebih cepat, Gunawan mengatakan, jika perjalanan lintas Sumatera di malam hari cukup berbahaya. Inilah yang menyebabkan pemudik terpaksa menyeberang melalui Pelabuhan Merak di malam hari, agar tiba di Pelabuhan Bakauheni di pagi hari.

“Kalau pakai jalur luar tol, itu kan rata-rata sepanjang perjalanan adalah hutan. Kalau jalan di malam hari, kami takut terjadi apa-apa,” ujarnya.

Muhamad Nasir, 34 tahun, warga asal Menes, Kabupaten Pandeglang juga mengaku tidak nyaman melakukan perjalanan mudik di siang hari. Menurutnya, ia bersedia melakukan perjalanan mudik siang hari jika infrastruktur jalan di Sumatera tidak lagi gelap. “Jadi sampai Sumatera terang dan aman. Kalau jalan di Sumatera sudah terang ya saya mau saja Mas,” katanya.

Nasir juga menyebut sengaja memilih berangkat malam hari agar lebih lancar dalam perjalanan. “Intinya sih biar lebih aman aja, lagian kalau mudik siang hari cuacanya panas, karna semua keluarga juga masih pada puasa,” katanya.

Sementara itu, PT Angkutan Sungai Danau dan Pelabuhan (ASDP) Cabang Utama Merak akan mengerahkan 40 kapal roll on roll off (roro) untuk mengantisipasi lonjakan penumpang pada arus mudik dan arus balik Lebaran Idul Fitri 1440 Hijriah/2019 dengan jumlah trip sebanyak 67 trip.

Jurubicara PT Indonesia Ferry Cabang Merak Anggi Rizky mengatakan, dari hasil rekapitulasi harian yang dilakukan pada H-6 , jumlah penumpang pejalan kaki sebanyak 10.150 orang, sementara jumlah total kendaraan mencapai 14.278 kendaraan.

“Keseluruhan kapal yang diopersikan sekarang sebanyak 40 kapal dengan 67 trip. Kami optimis dapat mengatasi prediksi peningkatan jumlah arus mudik lebaran tahun ini," katanya. 

Baca berita Pemudik lainnya di Tempo.co