Pasar Ramadan Kauman Jadi Ajang Wisata Kuliner Yogyakarta

Kemeriahan pasar sore Ramadan di Masjid Jogokaryan, Yogyakarta, 9 Juni 2016. Puluhan pedagang makanan meramaikan suasana jelang berbuka puasa di sepanjang jalan dan kawasan Masjid Jogokaryan. TEMPO/Pius Erlangga
Kemeriahan pasar sore Ramadan di Masjid Jogokaryan, Yogyakarta, 9 Juni 2016. Puluhan pedagang makanan meramaikan suasana jelang berbuka puasa di sepanjang jalan dan kawasan Masjid Jogokaryan. TEMPO/Pius Erlangga

TEMPO.CO, Yogyakarta - Pasar Sore Ramadan yang digelar di Kampung Kauman, Kota Yogyakarta, menjadi ajang wisata kuliner masyarakat yang ingin berburu jajanan takjil. Mereka berbelanja dan berwisata sembari menunggu waktu berbuka puasa alias ngabuburit.

Pasar Ramadan dibuka di sepanjang gang berukuran dua meter di RW 10 Kampung Kauman, Jalan Ahmad Dahlan, Kelurahan Ngupasan, Kecamatan Gondomanan, Kota Yogyakarta. Memasuki gang itu, pengunjung disambut dengan gapura dari rakitan bambu dengan hiasan caping yang dicat warna-warni.

"Yang datang ke sini bukan warga Yogyakarta saja, ada juga dari luar daerah seperti Magelang, Jawa Tengah," kata Ketua Pasar Sore Ramadan, Jauzan saat ditemui di Kampung Kauman, Yogyakarta, Jumat sore 25 Mei 2018.

Menurut Jauzan, Pasar Sore Ramadan sudah dirintis oleh warga setempat di sepanjang gang di Kampung Kauman itu sejak 1980-an. Selanjutnya dikoordinir secara rapi pengurus RW 10 hingga mendapat bantuan dari Pemda DIY. "Seperti meja-meja untuk berjualan ini bantuan dari Pemda," kata dia.

Terdapat 53 tenda yang berdiri secara rapi di sepanjang gang itu. Pernak-pernik jajanan takjil yang dijual cukup beragam mulai dari jenis makanan tradisional seperti risol, apem, lumpia hingga kue lumpur. Ada dua penganan tradisonal yang konon hanya dapat ditemukan saat bulan puasa yakni kicak ketan dan kacang kumbon.

Selain itu, pengunjung juga dapat menemukan aneka sayur, minuman dan lauk pauk untuk hidangan berbuka puasa. Pasar Ramadan di Kampung Kauman itu berlangsung hingga H-1 Lebaran.

"Kemarin yang baru juga ada nasi briyani, makanan dari India," kata Jauzan.

Menurut Jauzan, Pasar Sore Ramadan di Kampung Kauman tidak sekadar sebagai wahan untuk jual beli makanan. Wahana itu, juga bertujuan untuk menyemarakkan suasa Bulan Suci Ramadhan, selain rangkaian kegiatan lainnya di Kampung Kauman seperti pengajian dan tadarus Al-Quran.

"Semakin mendekati Magrib, pengunjung justru semakin ramai berdatangan," kata dia.

Susi (53) salah satu penjual sayuran dan lauk pauk mengaku membuka lapak di Pasar Sore Ramadhan untuk pengisi waktu selama Ramadhan sekaligus sebagai wujud partisipasi warga RW 10. "Biasanya jual jajanan takjil juga, tetapi tahun ini jual sayur dan lauk pauk saja," kata dia menjajakan aneka bihun, pepes, hingga mangut yang dijual mulai Rp2.000-Rp10.000 per porsi.

Kepala Dinas Pariwisata DIY Aris Riyanta mengatakan penyelenggaraan Pasar Ramadhan seperti yang ada di Kampung Kauman mampu menambah pergerakan wisatawan di Yogyakarta.

Penyelenggaraan event kuliner khusus Ramadan seperti itu cukup penting di saat kunjungan wisata lesu selama Ramadan. "Selain menjadi ajang ngabuburit warga setempat, sebetulnya event-event yang sengaja diciptakan selama Ramadan termasuk Pasar Ramadhan mampu memberikan dampak pergerakan wisata," kata dia.

ANTARA