Kuliner Ramadan di Benhil Sekarang Pindah Tempat

Editor

Juli Hantoro

Suasana Bazar Ramadan Pasar Benhil, Jakarta Pusat, 7 Juni 2016. TEMPO/Chitra
Suasana Bazar Ramadan Pasar Benhil, Jakarta Pusat, 7 Juni 2016. TEMPO/Chitra

TEMPO.CO, Jakarta - Bagi warga Jakarta dan sekitarnya kawasan Jalan Bendungan Hilir dikenal sebagai pusat jajanan takjil selama bulan puasa. Puluhan pedagang biasanya menyemut di sepanjang tepi jalan tersebut.

Tapi untuk tahun ini, para pedagang tak lagi menempati lapak di pinggir jalan. Mereka pindah ke dalam lahan milik PD Pasar Jaya yang kini akan dibangun untuk pusat perbelanjaan. Lokasi yang jauh dari jalanan ini dikeluhkan sebagian pedagang di sana.

"Pengunjung jadi lebih sepi. Soalnya pemberitahuan kalau lokasinya dipindah ngga besar, jadi banyak pengunjung yang tak tahu," ujar Gracia, 18 tahun, salah satu pengelola Gudeg Ibu Laminten, saat ditemui Tempo.

Gracia mengatakan biasanya gudeg dagangannya buka sejak pukul 10.00 WIB, hingga magrib. Sejak awal dibuka, biasanya pengunjung sudah mulai datang dan membeli dagangannya. Namun tahun ini, perbedaannya jauh terasa. Hingga pukul 14.00 WIB, pengunjung masih juga sepi.

"Tadi juga banyak pedagang yang protes ke pengelola, kok bisa sepi," kata dia. Memasuki sore hari, baru kemudian warga mulai berdatangan.

Cerita serupa juga dialami oleh Mawi, 70 tahun, pedagang Lamang Tapai. Ia mengatakan sejak mulai berdagang takjil tahun 2006 silam, tiap tahun pengunjung semakin sepi. Penghasilan pun akhirnya ikut turun.

"Biasanya sehari bisa dapat Rp 2 hingga 2,5 juta. Beberapa tahun terakhir paling dapat Rp 1 juta," kata Mawi.

Pria warga Kramat Jati, Jakarta Timur itu pun mengatakan semakin berat dengan biaya sewa lapak. Satu lapak, biasanya dibanderol dengan harga Rp 3 juta per bulan. "Tiap tahun (harganya) segitu. Sejak tahu dipindah, saya sempat mikir-mikir juga," kata dia.

Meski dikeluhkan pedagang, warga cukup senang dengan perpindahan lokasi ini. Muhammad Reza, 24 tahun misalnya. Warga asli Bendungan Hilir itu mengaku perpindahan ini membuat lalu lintas di Jalan Bendungan Hilir lebih lancar.

"Biasanya macet banget kalau sore menjelang buka. Sekarang sudah enggak," kata dia. Reza mengatakan dari tahun ke tahun ia memang biasa datang dan jajan. Ia selalu membeli Ayam Kalasan yang diijual di sana.

Raymond, salah satu pengelola pasar jajanan ini, mengatakan perubahan lokasi ini atas persetujuan dari pemerintah setempat. Ia mengatakan lahan itu milik PD Pasar Jaya dan dikelola oleh PT Wika.

Atas persetujuan bersama, akhirnya lahan tersebut diizinkan untuk digunakan sebagai lokasi pasar takjil. "Dipindahkannya karena (Jalan Bendungan Hilir) kena macet, lokasinya (waktu itu) juga gak ada. Setelah dicari solusinya sama pak lurah sama pak camat, sama orang proyek dikasihlah tempat ini," kata pria berumur 43 tahun itu.

EGI ADYATAMA