Ramadan, Sampah Depok Meningkat 10 Persen  

Gunungan sampah di tempat pembuangan sampah ilegal di Limo, Depok, 6 Oktober 2015. TEMPO/Imam Hamdi
Gunungan sampah di tempat pembuangan sampah ilegal di Limo, Depok, 6 Oktober 2015. TEMPO/Imam Hamdi

TEMPO.CO, Depok - Dinas Kebersihan dan Pertamanan Kota Depok mencatat kenaikan volume sampah selama Ramadan sebanyak 10 persen. Peningkatan volume sampah tersebut terlihat dari sampah yang dibuang ke Tempat Pembuangan Akhir Cipayung.

Dari total 550 ton sampah yang dibuang setiap harinya ke TPA Cipayung, selama puasa sampah meningkat menjadi 726 ton. "Sampah tersebut dari sampah rumah tangga. Selama Ramadan warga cenderung konsumtif," ujar Kusumo, Kepala Bidang Kebersihan DKP Depok, Kamis, 16 Juni 2016.

‎Maraknya pasar tumpah dan penjual hidangan berbuka puasa menambah volume sampah di Depok. Volume sampah di Depok diperkirakan bakal semakin bertambah sampai malam Idul Fitri. "Apalagi, malam takbiran banyak pasar tumpah. Warga juga banyak yang kurang sadar kebersihan," ujar Kusumo.‎

Untuk mengangkut sampah warga yang ada di jalan dan perumahan, pihaknya menyediakan 86 armada truk ke TPA Cipayung. TPA Cipayung beroperasi pukul 06.00-17.00, untuk melayani pembuangan sampah warga Depok.

TPA Cipayung bakal dibuka 24 jam, mendekati Lebaran yang diperkirakan jatuh pada Rabu, 6 Juli 2016. Satu truk sampah bisa menampung lima ton sampah. "Sehari truk sampah bisa dua kali membuang sampah ke TPA," kata Kusumo.

‎Total sampah di Depok, mencapai 1.200 ton per hari. Untuk memaksimalkan pengangkutan sampah, Depok membutuhkan 120 armada truk. "Sekarang masih kurang 34 truk pengangkut sampah," ujarnya.

Sebagian sampah di Depok, kata dia, memang belum bisa tertangani di TPA Cipayung, maupun Unit Pengolahan Sampah yang ada di kelurahan. Sampah di Depok, yang tidak tertangani yang dibuang secara liar, dibakar, maupun diolah menjadi kompos sebanyak 580 ton.

IMAM HAMDI