[FEATURE] Asa Terakhir Penjaja 'Pus Meong' di Eks Dolly  

Sejumlah PSK duduk di atas sofa saat pementasan teater berjudul
Sejumlah PSK duduk di atas sofa saat pementasan teater berjudul "Dolly Riwayatmu Kini" di Wisma Studio, kawasan Dolly, Surabaya, 14 Juni 2014. TEMPO/Fully Syafi

TEMPO.CO, Surabaya - Memasuki liburan Lebaran, masyarakat yang memiliki hewan peliharaan mulai menitipkannya ke sejumlah tempat penitipan. Beberapa tempat yang biasa jadi rujukan adalah pet shop atau dokter hewan. Tapi khusus warga Surabaya, anda bisa menitipkan kucing kesayangan dengan biaya miring di eks lokalisasi Dolly.

Adalah Pepi Indah Sari, seorang ibu rumah tangga yang rumahnya berada persis di sebelah wisma prostitusi terbesar di sana, Wisma Barbara. “Saya sudah lima tahun punya usaha penitipan ini,” ujarnya saat ditemui Tempo, Selasa, 5 Juli 2016.

Sebelum lokalisasi Dolly ditutup, Pepi dan suaminya menawarkan jasa parkir di halaman rumahnya. Dalam sehari, pendapatannya bisa mencapai Rp 1 juta rupiah. Ramainya usaha parkir yang ia miliki, dimanfaatkan Pepi untuk beternak kucing persia. “Dari dulu saya memang hobi pelihara kucing,” katanya.

Untuk itu, Pepi menyulap ruang tamunya yang berukuran 6 x 10 meter untuk memajang puluhan kucing persia. Ketika lokalisasi Dolly sedang ramai-ramainya, ada saja yang tertarik membeli kucing peliharaannya. Mulai para lelaki hidung belang tamu wisma hingga ‘mbak-mbak’ pelacur yang bekerja di kompleks itu. Tanpa menyebut omsetnya, Pepi hanya menyebut usaha parkir dan toko kucingnya, waktu itu, "laku keras".

Namun ketika lokalisasi ditutup dua tahun lalu, perlahan usahanya surut. Praktis, Pepi mengandalkan jasa penitipan kucing untuk bertahan hidup. Sesekali masih ada orang yang datang membeli kucing, tapi jumlahnya terus menyusut. Mayoritas yang datang menitipkan adalah para pembeli kucingnya sendiri.  

Meski tak seramai dulu, Lebaran ini Pepi masih punya 10 ekor kucing yang dititipkan kepadanya. Harga miring menjadi alasan para pelanggannya kembali. “Sehari biaya penitipannya cuma Rp 25 ribu, sedangkan pakan dibawakan oleh pemiliknya sendiri,” ujar dia. Biaya jasa yang ia tawarkan tergolong lebih murah dibandingkan biaya penitipan di pet shop atau dokter hewan yang mencapai Rp 50-60 ribu/hari.

Untuk perawatan tambahan seperti potong kuku, mencuci bulu, dan membersihkan telinga, pelanggan dikenai biaya lagi sebesar Rp 50 ribu. Pepi juga mensyaratkan agar hewan peliharaan benar-benar sehat saat dititipkan. “Kalau kucingnya sakit, saya minta pemiliknya untuk membawa ke dokter hewan terlebih dahulu.”

Sampai sekarang, Pepi masih berharap Dolly kembali hidup dan ramai seperti dulu. Perempuan 30 tahun itu menunjuk toko-toko sepanjang jalan Kupang Gunung Timur yang kini sepi bak kota mati. Dulu ruas jalan itu termasuk yang paling ramai di kompleks lokalisasi ini.

“Kalau bisa Bu Risma (wali kota Surabaya) bikin apa gitu di sini, nggak kayak sekarang. Saya nggak ada pendapatan dari usaha lain,” tutur Pepi. Matanya menerawang.

ARTIKA RACHMI FARMITA