Kue Unik Lebaran Berkarakter Media Sosial dari Yogyakarta

Kue kering lebaran bertema media sosial  ciptaan Nur Wahyuni di Yogyakarta. (Istimewa)
Kue kering lebaran bertema media sosial ciptaan Nur Wahyuni di Yogyakarta. (Istimewa)

TEMPO.CO, Yogyakarta - Lebaran waktunya berpesta kue kering dan makanan. Di Yogyakarta, ada kue kering buatan rumahan berkarakter media sosial yang dijual untuk menyambut Hari Raya Idul Fitri.

Kue artistik kreasi Nur Wahyuni diproduksi di rumahnya. Kue mini itu menggunakan citraan Facebook, Whatsapp, dan Path. Warnanya pun dibikin seperti warna jejaring sosial itu.

Tempat produksi kue Mbak Yuyun, sapaan akrab Nur Wahyuni berada di gang sempit di Karangkajen, Kota Yogyakarta. Bersama 15 pekerja, Yuyun menyajikan kue-kue kering dengan tema baru tiap tahunnya.

Yuyun melihat media sosial punya pengaruh besar terhadap gaya hidup manusia. "Orang bangun tidur langsung pegang ponsel dan melihat perkembangan informasi lewat media sosial," kata Yuyun kepada Tempo di rumahnya, Minggu, 3 Juli 2016.

Yuyun menyajikan kue kering untuk Lebatan dengan karakter-karakter unik mengikuti perkembangan informasi sejak empat tahun lalu. Ia membuat kue dengan karakter-karakter yang ramai dibicarakan orang. Yuyun juga menciptakan kue dengan citraan tokoh film kartun. Di antaranya angry bird dan doraemon.

Penganan ciptaan dosen tata boga Akademi Kesejahteraan Sosial itu laris. Pada Lebaran tahun ini, ia bisa menjual 800 lusin kue kering dengan berbagai motif. Permintaan kue kering tahun ini meningkat dari tahun lalu sebanyak 700 lusin. Tahun lalu ia membuat kue tokoh animasi minions yang banyak digemari.

Yuyun memasarkan produknya secara online. Pembelinya kebanyakan datang dari luar Yogyakarta. Di antaranya Makasar, Palembang, Kalimantan, dan Sumatera. Ia mengirim kue-kue itu melalui Bandar Udara Laksda Adisutcipto.

Saking banyaknya pesanan, Yuyun mulai menyiapkan pembuatan kue sejak 4 bulan sebelum puasa Ramadan. Strategi pemasarannya lewat re-seller yang menjual kuenya. Kuenya tidak dipasarkan melalui toko-toko retail. "Saya tidak mau mematikan re-seller. Selain itu untuk menjaga kualitas kue," kata Yuyun.

Dia membanderol kue dengan harga Rp 26 ribu setiap satu toples untuk re-seller. Sedangkan, harga jual dari re-seller Rp 35 ribu. Yuyun telah menjalankan bisnis kue sejak sembilan tahun lalu. Empat tahun belakangan ia berinovasi dengan aneka tema baru. Hasrat pada kuliner yang membuatnya terus berinovasi.

Kesibukannya mengajar membuatnya hanya melayani pesanan kue kering menjelang Lebaran. Omzetnya mencapai Rp 200 juta. Selain kue dengan visual beraneka karakter, ia juga membuat kue kering jenis lain. Di antaranya nastar dan kastangel.

SHINTA MAHARANI