Menikmati Kuliner di Little Arab  

Teh Adani. antaranews.com
Teh Adani. antaranews.com

TEMPO.CO, Jakarta - Kawasan Raden Saleh, Cikini, Jakarta Pusat, bisa menjadi pilihan tempat untuk ngabuburit bila Anda ingin berbuka puasa dengan makanan khas Timur Tengah.

Daerah yang dulu ditempati banyak orang keturunan Arab di Indonesia ini memiliki banyak restoran dan toko wewangian khas Arab.

Hotel-hotel yang ada di tempat ini juga biasanya menjadi tujuan menginap wisatawan Arab yang berkunjung ke Jakarta.

Pengunjung bisa menelusuri beberapa tempat bersejarah di area ini dengan berjalan kaki.

Idfi Pancani, pemandu wisata yang juga pendiri Jakarta Food Adventure, menjelaskan bahwa planetarium dan Taman Ismail Marzuki, Cikini, dulunya merupakan bagian dari kompleks rumah milik pelukis ternama Raden Saleh. "Rumah Raden Saleh luasnya 5,6 hektare, halaman depannya adalah SMP 1 Cikini," kata Idfi.

Kuliner

Teh adani
Teh khas Arab yang terbuat dari teh, susu, jahe, kapulaga, dan kayu manis ini nikmat saat disajikan dalam keadaan hangat. Teh adani yang rasanya mirip dengan bandrek bisa didapatkan di Restoran Amira di Jalan Raden Saleh.

Roti shami, nasi kebuli, dan nasi mandi
Hanya berjarak beberapa bangunan dari Restoran Amira, berdirilah Al Basha Restaurant, yang menyediakan makanan berat ala Timur Tengah untuk mengisi perut yang kosong setelah seharian berpuasa.

Restoran itu menyajikan kurma dan minuman tamarin, kemudian roti shami dan isian berupa sayur campur kentang, kacang polong, dan buncis dalam kuah kari, juga semacam acar sayuran sudah diberi cuka dan garam.

Roti shami alias roti Arab ini berbentuk setengah lingkaran, persis seperti kantong "ajaib" Doraemon. Isiannya bisa dimasukkan ke kantong roti, kemudian hidangan ini bisa dinikmati.

Lalu ada sepiring besar berisi nasi kebuli dengan potongan daging kambing dan nasi mandi dengan topping ayam. Masing-masing menempati setengah bagian piring. Setiap porsi bisa dihabiskan untuk empat-lima orang.

Penyajian dalam porsi besar seperti ini sesuai tradisi makan orang Arab yang biasa makan bersama dalam piring besar. Baik nasi kebuli maupun nasi mandi menggunakan beras Basmati dari India yang bentuknya panjang serta ramping.

Tersedia pula cocolan saus tomat dan acar untuk menambah cita rasa hidangan Timur Tengah ini. Makanan penutup khas Arab kami cicipi di Omarez Cafe and Resto di Cikini yang letaknya tak jauh dari pintu masuk Taman Ismail Marzuki. Hidangan penutup yang disajikan adalah Um Ali, Haresa, Baklava, dan Kunafa.

Um Ali (secara harafiah artinya Ibu dari Ali) punya bentuk dan rasa yang mirip dengan puding roti. Um Ali dibuat dari campuran susu, potongan croissant, bubuk kayu manis, gula, lalu heavy cream yang dipanggang dalam oven.

Baglawah atau Baklava dibuat dari kacang-kacangan, puff pastry juga air gula. Sedangkan Haresa dibuat dari susu bubuk, air gula, dan tepung semolina.

Semuanya punya satu kesamaan, yakni rasanya sangat manis. Untuk menetralkannya, ada kopi Arab pahit yang rasanya rempah-rempah kapulaga dan cengkehnya menonjol. Biji kopinya berwarna cokelat, sehingga warna kopinya pun mirip seperti teh pekat. 

ANTARA

Berita lainnya
Buka Puasa dengan Variasi Kue Imut dan Manis
Resep Rahasia Kambing Bakar Cairo
Lezatnya Menu Mediteranian di Carpediem