Tradisi Meugang, Harga Daging di Aceh Tembus Rp 160 Ribu

Ilustrasi daging sapi. TEMPO/Aditia Noviansyah
Ilustrasi daging sapi. TEMPO/Aditia Noviansyah

TEMPO.COBanda Aceh - Harga daging di Aceh melonjak drastis menjelang Ramadan. Salah satu penyebabnya adalah meningkatnya permintaan daging untuk kebutuhan Meugang, yaitu tradisi memasak dan makan daging satu atau dua hari menjelang Ramadan. Artinya, tahun ini dirayakan pada 4 dan 5 Juni 2016.

Berdasarkan pantauan Tempo di Pasar Ulee Kareng, Banda Aceh, harga daging mencapai Rp 160 ribu per kilogram. "Lebih tinggi daripada biasanya karena Meugang. Hari-hari biasa paling tinggi Rp 110 ribu," kata Mukhtar, salah seorang penjual daging, Sabtu, 4 Juni 2016.

Lapak daging dadakan pun bermunculan di pasar-pasar kecamatan. "Sapinya dari lokal semua, terjamin," Mukhtar menambahkan.

Salah seorang pembeli, Azhar, mengatakan tidak mempermasalahkan kenaikan harga daging di pasar. "Sudah biasa seperti itu saat Meugang. Ini tradisi, mau tidak mau harus dibeli," ujarnya.

Kepala Dinas Perindustrian dan Perdagangan Aceh Arifin Hamid menilai wajar jika di Aceh terjadi lonjakan harga daging lebih tinggi dibanding di daerah lain. Menurut dia, Meugang merupakan momen sakral bagi masyarakat Aceh, sehingga harga tersebut masih dalam batas kewajaran.

Ihwal keinginan Presiden Joko Widodo agar harga jual daging sapi harus di bawah Rp 80 ribu per kilogram, Arifin mengatakan hal itu sulit untuk Aceh. "Itu (Rp 80 ribu) harga daging beku (daging impor). Harga di Aceh mahal karena memang menjual daging mentah dengan kualitas terbaik. Pastilah ada perbedaan harga,” ujarnya. 

ADI WARSIDI