Agar Tak Dehidrasi Saat Mudik

Ilustrasi mudik menggunakan kereta api. BAY ISMOYO/AFP/Getty Images
Ilustrasi mudik menggunakan kereta api. BAY ISMOYO/AFP/Getty Images

Menurut ahli gizi dari Klinik Rumah Sakit Universitas Hasanuddin, dr A. Yasmin Syauki, nutrisi bagi pemudik memang harus lebih diperhatikan. Terutama, untuk asupan cairan sebaiknya lebih sering mengkonsumsi air atau jenis cairan lainnya. “Saat berbuka puasa, bisa minum jus buah atau air kelapa untuk mengganti cadangan air yang hilang,” ucap dia.

Untuk makanan, kata Yasmin, bisa lebih banyak mengkonsumsi makanan berserat tinggi. Seperti sayur, buah-buahan, dan serat dari daging.

Tirta menyarankan agar buah-buahan seperti pisang menjadi pilihan camilan, ketimbang kudapan olahan manis atau asin. Makanan yang manis, seperti bolu, akan membuat gula darah gampang naik, tapi juga mudah drop. Jika sudah begitu, tubuh mudah lelah. Sedangkan makan makanan yang asin, seperti keripik, akan membuat gampang haus. ”Konsumsi garam yang berlebihan bisa membuat dehidrasi,” katanya.

Bagi pemudik dengan jarak tempuh perjalanan jauh, kata dokter Dzul Ikram, sebaiknya menghindari makanan yang dapat merangsang saluran cerna. Misalnya, buah-buahan yang menyengat, seperti durian atau minuman bersoda. “Susu boleh dikonsumsi, tapi jangan berlebihan karena bisa merangsang terjadinya muntah,” ujar anggota tim medis di posko Tim Bantuan Medis 110 Fakultas Kedokteran Universitas Muslim Indonesia Makassar itu saat ditemui di Terminal Regional Daya Makassar, kemarin.

Menurut Ikram, ada banyak faktor yang bisa membuat perjalanan mudik terganggu. Misalnya, akibat salah makan, perutnya tiba-tiba tidak enak. Atau, mabuk perjalanan yang disebabkan oleh isi perut atau kondisi psikis sebelum berangkat, sensitif terhadap perubahan posisi, juga termasuk jika ada bau-bauan yang menyengat. “Bahkan bau parfum mobil juga bisa membuat mual.” Tapi, sebagai pemudik, kondisi berpuasa justru bisa sangat membantu karena kemungkinan mabuk perjalanan itu kecil.

Kepala Bidang Pengabdian Masyarakat Pengurus Besar Ikatan Dokter Indonesia, Kamaruddin Askar, mewanti-wanti para pemudik agar beristirahat cukup sebelum berangkat. "Paling tidak tubuh membutuhkan waktu sekitar enam jam untuk beristirahat," kata dia.

Khusus pemudik dengan mobil, sebaiknya bergantian menyetir. Prinsipnya, satu pengemudi tak boleh bertugas lebih dari 6 jam.  Sebab, dia melanjutkan, lewat dari rentang itu, kondisi tubuh menurun dan konsentrasi mudah hilang, sehingga membahayakan diri dan penumpangnya.

REZKI ALVIONITASARI | NUR ALFIYAH