Jalangkote dan Barongko di Silondae Kendari

Ilustrasi pasar/pedagang makanan buka puasa atau takjil. ANTARA/Risky Andrianto
Ilustrasi pasar/pedagang makanan buka puasa atau takjil. ANTARA/Risky Andrianto

TEMPO.CO, Kendari - Setiap Ramadan tiba, Jalan Abdullah Silondae di Kota Kendari, Sulawesi Tenggara menjadi kawasan rawan macet. Selama bulan suci, kawasan ini,  akan dipadati dengan kepadatan pasar tumpah alias pedagang musiman yang hanya berjualan pada bulan puasa.

Selalu rutin setiap puasa, di sepanjang jalan ini berubah menjadi pusat jajanan takjil. Keramaianya akan mengular sampai sepanjang dua kilometer.

Bisa jadi keramaian pada kawasan Jalan Abdullah Silondae yang berada di jantung Kota Kendari ini lantaran persis berada tak jauh dari area perkantoran Kota Kendari dan deretan perbelanjaan.

Dan saban sore, selain mengalami kepadatan para pemakai jalan yang bertransaksi takjil, kemacetan kendaraan, masyarakat seolah tumpah ruah di sini untuk mencari jajanan takjil khas Kota Kendari berupa aneka kue, es buah atau makanan jadi.

Di kawasan ini kesibukan sudah mulai terjadi sekitar pukul 15.00 sore di mana  pedagang mulai menggelar jajanannnya.

Sepertii pengakuan Karmila, seorang pedagang di kawasan ini mengaku ia mulai berjualan di sini sejak hari pertama Ramadan dan hasil penjualannya mencapai Rp sejuta setiap hari. Dengan pembeli yang silih berganti hingga menjelang jam buka puasa. Karmila menjajakan aneka minuman segar serta aneka kue.

Bagi Anda yang ingin menikmati panganan kue-kue khas Kendari bisa mencicipi sebuah Jalangkote dan Barongko seharga Rp 5 ribu. Kemudian Pisang Ijo Rp 5 ribu. Lalu aneka es seperti Es Cendol, Es Buah dan Es Palubuntung seporsinya Rp 7 ribu. 

Untuk yang suka makanan berat tersedia Paria Kambu dijual Rp 5 ribu sebuah. Kemudian seporsi Sayur Bunga Pepaya Rp 7 ribu. Dan lauk-pauk Ikan Asap Rp 15 ribu untuk satu ekor dan Otak-otak Rp 10 ribu untuk setiap bungkus.

ROSNIAWANTY FIKRI