Berkah Rezeki Ramadan, Daerah Kebanjiran Pesanan Peci Salat  

ilustrasi peci
ilustrasi peci

TEMPO.COJakarta - Hampir sepuluh hari berpuasa, perajin peci di berbagai daerah mulai kebanjiran pesanan. Nur Aisyah dan Bunyamin, perajin peci rajut asal Tegal, Jawa Tengah, termasuk yang mendapatkan limpahan rezeki pada bulan suci. Setiap Ramadan, pasangan suami-istri ini menerima pesanan yang naik hampir tiga kali lipat. “Ramadan datang, kami sangat senang,” kata Nur Aisyah di Dukuh Narawisan, Desa Kajen, Kecamatan Talang, Ahad, pekan lalu. 

Pada pekan pertama Ramadan saja, Nur Aisyah sudah menerima pesanan 2.000 kodi atau 40 ribu buah peci. Untuk memenuhi permintaan yang membeludak, Nur sampai mempekerjakan pegawai tambahan. Di samping tujuh karyawan yang menjahit peci di rumah Nur, ada delapan karyawan lain yang bekerja di rumah masing-masing.

Menguasai pasar peci di wilayah Tegal—lantaran banyak perajin peci gulung tikar, Nur dan Bunyamin tak memainkan harga seenaknya. Mereka memilih berbagi keuntungan dengan penyalur dan penjual peci eceran. Untuk menjangkau banyak pembeli, Nur dan Bunyamin memproduksi berbagai “kelas” peci rajut. Harganya mulai Rp 45 ribu sampai Rp 700 ribu per kodi. “Harga bergantung pada jenis bahan dan motif,” ujar Nur.

Jurus mempertahankan keragaman bahan dan harga rupanya cukup jitu. Peci rajut buatan Bunyamin dan Nur kini tak hanya beredar di wilayah Tegal. Mereka juga mengirim peci ke beberapa daerah di Jawa dan Sumatera. 

Rezeki pesanan peci pun mampir di Bandung. Setiap Ramadan, penjualan peci hitam merek M. Iming naik berlipat ganda. Biasanya, semakin mendekati Lebaran, empat toko peci M. Iming di Kota Bandung semakin ramai. Keempat toko itu berada di Jalan PPH Mustofa, Jalan Pelajar Pejuang, Jalan Reog, dan Jalan Ahmad Yani.

Merek M. Iming berasal dari nama Mas Iming, perajin sekaligus pemilik toko peci asal Pekalongan, Jawa Tengah. Mas Iming (1888-1960) merintis usaha pembuatan peci sejak 1918. “Saya generasi keempat dari Mas Iming,” tutur cicit Mas Iming, Angi Yuliani, 48 tahun, Rabu lalu. 

Menurut Angi, peci merupakan barang dagangan musiman. Biasanya, penjualan peci meningkat ketika Ramadan tiba dan menjelang Idul Adha. Selama Ramadan, nilai penjualan peci di toko Angi bisa mencapai Rp 300-320 juta, naik sekitar tiga kali lipat dibanding bulan biasa. “Per hari bisa lebih dari Rp 10 juta,” ucap Angi. 

Perajin peci di Banda Aceh juga kebanjiran order. Khasanah, seorang perajin, mengatakan, selama Ramadan, ia menerima pesanan hingga 2.000 peci. Adapun pada bulan-bulan biasa, Khasanah paling banter hanya menjual 1.000 peci.

Pada bulan biasa, Khasanah lebih banyak memasok peci hitam untuk toko souvenir di Kota Banda Aceh. Pada Ramadan, pesanan banyak datang dari kabupaten lain, seperti Aceh Barat, Aceh Jaya, dan Bireuen.  Di pasar, peci hitam khas Aceh dibanderol Rp 50-120 ribu per unit. “Harga bergantung pada ukuran dan keunikan motifnya,” kata Khasanah. 

AHMAD NURHASIM | DINDA LEO LISTY | AMINUDIN | ADI WARSIDI