Waspadai Menu Takjil Berwarna Pakai Rhodamin-B

Es Mie. TEMPO/HARI TRI WASONO
Es Mie. TEMPO/HARI TRI WASONO

TEMPO.CO, Kediri - Masyarakat yang gemar membeli takjil di bulan puasa diminta mewaspadai makanan dan minuman berwarna merah dan kuning. Dinas Kesehatan Kota Kediri menemukan sejumlah makanan yang dijual di pinggir jalan tercampur zat Rhodamin-B yang berbahaya bagi manusia.

Wali Kota Kediri Abdullah Abubakar meminta umat Islam yang hendak membeli makanan atau minuman di pinggir jalan lebih berhati-hati. Hasil sweeping yang dilakukan bersama Dinas Kesehatan menemukan sejumlah makanan dan minuman yang mengandung zat pewarna berbahaya. Jenis pewarna yang banyak dipakai pedagang adalah merah dan kuning. “Pewarna ini banyak ditemukan pada minuman sirup dan saos,” kata Abdullah, Rabu 24 Juni 2015.

Abdullah yang memimpin langsung sweeping makanan di sentra penjualan takjil di Jalan Hayam Wuruk beberapa waktu lalu langsung melakukan uji makanan di tempat. Sejumlah makanan dan minuman yang diduga mengandung zat Rhodamin-B langsung diambil contohnya untuk dicampur dengan zat lain dalam tabung reaksi. Hasilnya, makanan dan minuman tersebut diduga benar-benar tercampur zat Rhodamin-B.

Rhodamin-B merupakan pewarna sintetis berbentuk serbuk kristal, berwarna hijau atau ungu kemerahan yang tidak berbau dan berwarna merah terang berpendar jika terlarut dalam air. Zat ini termasuk dalam zat warna golongan xanthenes dyes yang digunakan pada industri tekstil dan kertas sebagai pewarna kain, kosmetika, produk pembersih mulut dan sabun.

Adapun ciri-ciri makanan yang mengandung Rhodamin-B antara lain warnanya cerah mengkilap dan lebih mencolok, terkadang warna terlihat tidak homogen (rata), ada gumpalan warna pada produk, dan bila dikonsumsi rasanya sedikit lebih pahit.

Konsumsi Rhodamin-B dalam jangka panjang dapat terakumulasi di dalam tubuh dan menyebabkan gejala pembesaran hati dan ginjal, gangguan fungsi hati, kerusakan hati, gangguan fisiologis tubuh, atau bahkan bisa menyebabkan timbulnya kanker hati. Karena itu Pemerintah Kota Kediri melarang keras para pedagang menggunakan bahan ini untuk makanan atau minuman.

Celakanya, dari delapan jenis makanan dan minuman yang diperiksa, empat diantaranya terkontaminasi bahan tersebut. Rata-rata makanan ini diolah dalam bentuk aneka minuman dengan warna mencolok dan saos. “Kita akan terus awasi produk takjil di jalan sampai puasa selesai,” kata Abdullah.

Salah satu pedagang mengaku kurang begitu faham soal bahaya penggunaan bahan tersebut. Dia menggunakannya karena meniru cara memasak pedagang lain yang lebih dulu menggunakan.

“Harganya juga murah dan bisa untuk membuat dalam jumlah besar,” kata pedagang tersebut.

HARI TRI WASONO