Ramadan, Nasi Terik Ayam Diburu Pembeli  

Editor

Zed abidien

Nasi Ayam Penyet Kedai Avi, ITC Kebon Kalapa, Bandung. TEMPO/Gilang Mustika
Nasi Ayam Penyet Kedai Avi, ITC Kebon Kalapa, Bandung. TEMPO/Gilang Mustika

TEMPO.CO, Kudus - Nasi terik ayam merupakan kuliner di Kabupaten Kudus yang sekarang sedang naik daun. Konon, nasi terik ayam merupakan bagian warisan peninggalan Sunan Kudus setelah menu opor ayam panggang. Yang membuka usaha nasi terik itu baru warung Pukwe, kependekan dari kata jupuk dhewe (ambil sendiri) yang buka di Jalan Mulyo, Desa Getaspejaten, Kecamatan Jati, tepatnya timur gedung DPRD Kudus.

Selama bulan Ramadan, warung Pukwe dibanjiri pembeli. Menariknya, tiga hari sebelumnya harus sudah pesan tempat. Sebab, kursi dan tempat lesehan di warung ini terbatas, yakni hanya menampung 150 kursi.

"Untuk menu ini, kami menggunakan ayam kampung," kata Finsentius Kharisma Pramudya, pemilik warung Pukwe, Jumat, 26 Juli 2013. Bumbu terik ayam, kata Kharisma, memakai rempah-rempah dan tanpa bahan pengawet serta tanpa mecin (penyedap rasa). Bumbunya antara lain ketumbar, jinten, bawang merah, bawang putih, kemiri, salam laos, sedikit gula merah, santan, dan bawang merah goreng. "Ayam kampungnya kami goreng dan kami ambil bagian dada saja," kata Kharisma. Nasinya juga pakai beras organik.

Untuk penyajiannya, nasi ditaruh dalam piring kemudian di atasnya ditaruh potongan kecil daging ayam dengan diberi kuah terik. Warung itu juga menyediakan tambahan lauk, seperti sate kerang, ayam goreng, bakwan, mendoan dan sate usus. Juga ada sayur daun papaya yang dijamin tidak pahit. Di samping nasi ayam terik, disuguhkan wedang uwuh, minuman khas Wonogiri. Wedang uwuh terbuat dari kayu manis, jahe, kulit kayu secang dan rempah-rempah lainnya. "Kami menyajikan tren makanan sehat," ujar Kharisma. Untuk satu porsi nasi ayam terik dan wedang dibaderol Rp 10 ribu.

Warung Pukwe buka setiap hari kecuali Senin, dimulai sore hari hingga malam pukul 22.00. Pendirian warung Pukwe itu terinspirasi dari warung hik Solo. Namun, Kharisma mengemasnya dengan cara lebih modern. Tiap harinya, Kharisma dibantu puluhan pegawai. Ia sangat keberatan menyebutkan omzet penjualan tiap harinya. "Ini rahasia dapur," kata Kharisma, yang sebelumnya terjun ke bisnis komputer itu.

BANDELAN AMARUDDIN

Topik Terhangat:
Bayi Kate Middleton |
Front Pembela Islam | FPI | Bisnis Yusuf Mansur | Aksi Chelsea di GBK | Daging Sapi Impor

Baca Juga:
Ada Jin Bermain Twitter?
KPK Tangkap Pengacara Kondang
Tweet Soal FPI, Fahira Idris: Saya Bukan Jubir
Kronologi Penangkapan Anak Buah Hotma Sitompul
Anggita Sari: Saya Ibarat Pemanis di Kasus Freddy