Berkah Ramadan Pedagang di Jalan Gus Dur  

TEMPO/Yosep Arkian
TEMPO/Yosep Arkian

TEMPO.CO, Jombang - Ramadan membawa berkah bagi para pedagang di Kabupaten Jombang, Jawa Timur. Tak terkecuali mereka yang menyajikan es campur di Jalan Gus Dur.

Puluhan pedagang es campur ada di jalan di pusat Kota Santri tersebut. Menu es yang ditawarkan beragam, sesuai keinginan pembeli. Ada es kelapa muda (degan), alpokat, durian, dan leci. Pembeli bisa meminta campuran dua jenis buah atau lebih. Bahkan, bisa campuran semua jenis buah.

Harganya disesuaikan dengan banyaknya buah yang dicampurkan, Namun, rata-rata Rp 4.000-Rp 6.000 per porsi atau per gelas ukuran besar.

Pada hari biasa hanya sekitar belasan pedagang es campur yang berjualan. Jumlahnya meningkat bersamaan dengan tingginya permintaan konsumen untuk kebutuhan berbuka puasa. Tak hanya di sepanjang Jalan Gus Dur, pedagang juga tampak di depan Stadion Jombang.

Jumlah pembeli pun bertambah sehingga pendapatan pedagang pun meningkat. “Pada bulan puasa bisa lebih dari Rp 100 ribu per hari,” kata salah seorang pedagang es campur, Yono, Senin, 22 Juli 2013.

Menjelang buka puasa, suasana Jalan Gus Dur semakin ramai oleh pembeli es campur. Warga nongkrong untuk ngabuburit menunggu buka puasa. Mereka duduk beralaskan tikar yang disediakan pedagang. “Hampir tiap hari saya dan kawan-kawan beli es di sini. Rasanya enak dan cukup murah,” ujar seorang pembeli, Iwan.

Tak hanya pedagang es campur, di Jalan Gus Dur juga banyak penjual makanan dan kue untuk menu berbuka puasa. “Sejak jalan ini berubah nama menjadi Jalan Gus Dur, jalan ini semakin terkenal dan ramai,” ucap seorang penjual makanan, Yanti.

Jalan tersebut semula bernama Jalan Merdeka. Namun, sejak November 2010, nama jalan diubah menjadi Jalan Abdurahman Wahid (Gus Dur) untuk menghormati jasa mantan Presiden Gus Dur yang dimakamkan di Pondok Pesantren Tebuireng, Jombang, Januari 2010.

ISHOMUDDIN