12 Tip Bugar Selama Ramadan  

Editor

Nur Haryanto

inspiredchangeshealthandnutrition.com
inspiredchangeshealthandnutrition.com

TEMPO.CO, Jakarta - Lapar dan lemas adalah keluhan yang kerap dialami mereka yang menjalani puasa. Sebab, selama 14 jam tubuh tak mendapat asupan kalori dan nutrisi apa pun. Padahal jenis aktivitas fisik yang dijalani tiap hari tak banyak berubah dibanding hari biasa.

Menurut Kementerian Kesehatan, ada 12 langkah yang bisa dilakukan agar tetap bugar selama Ramadan. Termasuk untuk penderita penyakit diabetes melitus atau kadar gula tinggi dalam darah, hipertensi, penyakit jantung, asma, atau pun penyakit paru obstruktif kronik.

Pertama, berbuka puasa dengan air putih dan makanan manis dari buah atau kurma.

Kedua, saat sahur atau berbuka puasa, mesti ada minimal satu jenis dari empat kelompok makanan. Keempatnya adalah makanan pokok (beras, jagung, roti, ubi), lauk (kacang-kacangan, tempe, tahu, ikan, ayam, susu, dan hasil olahannya), sayur, serta buah. “Khusus untuk buah, makan satu porsi lagi setelah salat tarawih atau menjelang tidur,” kata Direktur Jenderal Pengendalian Penyakit dan Penyehatan Lingkungan (P2PL) Kemenkes, Tjandra Yoga Aditama, dalam keterangan persnya, Rabu lalu.

Ketiga, hindari mengkonsumsi makanan terlalu asin setiap hari, baik pada saat berbuka puasa maupun sahur.

Keempat, hindari makan makanan tinggi lemak setiap hari, baik pada saat berbuka puasa maupun sahur.

Kelima, perbanyak minum, terutama air putih, 8-10 gelas mulai buka puasa sampai waktu sahur.

Keenam, berhenti merokok. "Bulan Ramadan merupakan saat yang tepat untuk berhenti merokok, sehingga pada bulan-bulan berikutnya akan lebih mudah meninggalkan perilaku tersebut," ujar Tjandra.

Ketujuh, lakukan aktivitas fisik yang tidak memberatkan.

Kedelapan, hindari mengkonsumsi minuman beralkohol.

Kesembilan, kata Tjandra, atasi stres, antara lain dengan memperdalam agama dan memperbanyak ibadah.

Kesepuluh, kontrol tekanan darah secara rutin bagi penderita hipertensi, kontrol gula darah secara teratur bagi penyandang diabetes, dan kontrol secara rutin untuk penyakit tidak menular lainnya.

Kesebelas, kenali tanda-tanda penyakit, baik hipertensi, hipoglikemi, maupun gejala penyakit tidak menular lainnya.

Terakhir, bila diperlukan, obat-obatan untuk hipertensi, diabetes, asma, dan penyakit paru obstruktif kronik, jadwal minumnya disesuaikan selama bulan puasa. Misalnya, saat berbuka puasa, sebelum tidur dan sahur, serta minum secara teratur sesuai anjuran dokter/petugas kesehatan.

ISMA SAVITRI