Sahur Tepat Anak Puasa

Editor

Nur Haryanto

Deep-fried Seabass with Mango Salad, salah satu menu di Manggo Tree Bistro. Deep Fried Sea Bass berbahan dasar daging ikan kakap yang dibalut kulit risoles. Sentuhan salad mangga yang disajikan terpisah memperkaya lapisan rasa dalam makanan ini. TEMPO/Jacky Rachmansyah
Deep-fried Seabass with Mango Salad, salah satu menu di Manggo Tree Bistro. Deep Fried Sea Bass berbahan dasar daging ikan kakap yang dibalut kulit risoles. Sentuhan salad mangga yang disajikan terpisah memperkaya lapisan rasa dalam makanan ini. TEMPO/Jacky Rachmansyah

TEMPO.CO , Jakarta- Sementara kebanyakan anak di Indonesia ogah-ogahan saat diminta berpuasa, Sana Motorwalla justru kegirangan. Ramadan tahun ini merupakan pertama kalinya bocah perempuan yang tinggal di Kendall, Miami, Amerika Serikat, itu menargetkan menjalankan rukun Islam itu sebulan penuh.


Sana, 11 tahun, melengkapi persiapan Ramadannya dengan menghentikan sementara les tenis dan renangnya. "Toh tidak akan selamanya, cuma satu bulan," ujarnya kepada harian Amerika Serikat, Miami Herald, awal pekan ini.


Ramadan tahun ini, Amerika Serikat sedang mengalami musim panas. Matahari baru terbenam pukul 21.00. Artinya, umat muslim di sana berpuasa sekitar 18 jam.


Teman Sana, Maryaam Fatima, menjalani puasa Ramadannya yang kedua. Tidak ada yang memintanya untuk menahan lapar dan haus sejak fajar sampai magrib. Dia melakukannya karena melihat orang tua dan teman-temannya. “Ternyata tidak sesulit yang saya duga,” kata perempuan 9 tahun itu.


Saat anak berpuasa, terutama untuk yang pertama kali, orang tua wajib memperhatikan setiap makanan dan minuman yang mereka konsumsi. “Untuk sahur, dianjurkan memberi anak makanan dengan karbohidrat kompleks, salah satunya roti gandum utuh,” kata Andrea Allouche, pakar nutrisi dari University of Miami.


Berbeda dengan karbohidrat sederhana—yang terkandung dalam nasi putih, roti putih, dan mi—karbohidrat kompleks membutuhkan waktu lebih panjang untuk dicerna sehingga tidak cepat lapar. Makanan yang mengandung karbohidrat kompleks adalah nasi merah, gandum utuh, kacang-kacangan, biji-bijian, oat, dan sayuran mentah.


Dia meminta orang tua mengurangi gula dan hidangan manis bagi anak-anaknya. Makanan dengan kadar gula tinggi, Allouche melanjutkan, memiliki efek yang sama dengan kafein dan gorengan: merangsang dehidrasi.


Pakar gizi dari Nestle Malaysia, Nurul Iliani Ahmad, mengatakan orang tua wajib memberi perhatian lebih saat sahur. Selain memberikan karbohidrat kompleks, selera anak harus diperhatikan.


“Dipaksa” bangun pukul 3 pagi, anak jelas kehilangan selera makannya. "Bahkan mereka tidak akan bernafsu makan spageti, meski itu makanan favoritnya," kata Nurul. Dia menyarankan agar orang tua mengutamakan kandungan nutrisi ketimbang jenis makanan yang disajikan.


Dia memberi contoh menu sederhana berupa roti gandum dengan selada, mentimun, dan telur, plus susu. Sandwich ala kadarnya ini mengandung 400 kalori dan cukup protein sehingga anak bisa berpuasa hingga magrib. Selebihnya, hanya segelas air saat bangun tidur dan segelas air lagi setelah makan sahur. “Memang sepertinya kurang. Tapi percayalah, ini mencukupi kebutuhan gizi anak untuk seharian,” ujar Nurul.


Kudapan itu mirip menu sahur Sana dan Maryaam. Nasi merah merupakan pilihan tepat jika tidak sreg dengan roti gandum. Meski tidak mengandung karbohidrat kompleks, bukan berarti makan nasi tidak baik. “Tergantung cara memasak dan porsinya,” kata Nurul. Dia menyarankan agar mengurangi menu yang mengandung banyak minyak dan santan.


Selama berpuasa, orang tua diminta memantau aktivitas anaknya. “Jangan terlalu banyak lari-larian dan panas-panasan,” ujar Nurul. Pantauan harus lebih intensif bagi anak yang baru pertama puasa karena belum menyadari dampak kebanyakan gerak ketika perut kosong.


NEW STRAIT TIMES | MIAMI HERALD | REZA MAULANA