Jelang Lebaran, Sirup Buah Kawis Laris Manis

TEMPO/Iqbal Lubis
TEMPO/Iqbal Lubis

TEMPO.CO, Jakarta - Menjelang Lebaran, permintaan produk unggulan Kabupaten Rembang, Jawa Tengah, berbahan baku buah kawis, mengalami kenaikan tajam. Selama ini, buah kawis di Kabupaten Rembang dimanfaatkan untuk sirup, minuman ringan dan aneka kue. “Saya sampai kewalahan memenuhi permintaan pasar ,” kata Aisiyah Sulastri, Usaha Dagang Karya Bakti Desa Pantiharjo, Kecamatan Kaliori, Kabupaten Rembang, Sabtu 11 Agustus 2012.

Pada kondisi normal, tiap minggu Aisiyah mampu memproduksi sirup sebanyak 500 liter dan minuman segar 1.000 liter. Produk Aisiyah dijamin tidak menggunakan essens. “Semua produk sirup , minuman dan kue kering, asli menggunakan sari buah kawis”, kata Aisiyah. Tiap hari, Aisiyah mempekerjakan puluhan orang pekerja. “Namun selama Ramadan permintaan naik hingga lima kali lipat,” kata Aisiyah.

Untuk sirup, Aisiyah membuatnya dengan tiga kemasan. Yakni kemasan jerigen plastik isi 500 cc dijual Rp 17.500; botol kaca isi 600 cc dijual Rp 19 ribu dan botol plastik isi satu liter Rp 35 ribu. Kemudian minuman siap saji dengan dua kemasan, yakni kemasan gelas plastik dan botol plastik.

Setiap kemasan gelas dijual Rp 800 dan kemasan botol dijual Rp 5.000. Selain minuman segar, Aisiyah juga membuat dodol dari sari buah kawis yang dikemas dalam dos. Harganya dijual Rp 15 ribu untuk isi 18 biji. Sedangkan kemasan stoples isi 54 biji, dia jual Rp 45 ribu dan stoples isi 16 biji dijual Rp 20 ribu. “Sirupnya cukup enak dan alami tanpa pemanis,” kata Trias, warga Kudus, yang mampir membeli. Sabtu siang itu, Trias membeli tiga botol sirup, dan sejumlah dodol, madu mongso dan selai. “Untuk hidangan Lebaran,” kata Trias.

Ada juga selai rasa kawis, menurut Aisiyah, satu kemasan isi 50 gram dijual Rp 5.000. “Harga yang saya patok cukup terjangkau oleh pembeli,” kata Aisiyah.

Ada pula madu mongso kawis, kecap, bandeng, kopi lelet, kacang dan kerupuk udang. Produk minuman, sirup dan kue buatan Aisiyah ini, banyak peminatnya, dan pasarnya sudah menembus kota- kota besar, seperti Bali, Semarang, Yogyakarta dan Jakarta.“Selama Ramadan, omzet kami naik lima kali lipat dibanding bulan- bulan biasa,” kata Imam Tohari, suami Aisiyah. Jika omzet dalam satu bulan hari biasa Rp 4 juta. Pada Hari Raya naik menjadi Rp 20 juta.

BANDELAN AMARUDIN

Berita Kini:
Rhoma Irama Ancam Penyebar Ceramahnya
Seberapa Penting Luna Maya Bagi Ariel
Rhoma Irama Bakal Gugat Penyebar Isi Ceramah SARA
Panwaslu Lindungi Pelapor dari Gugatan Rhoma
Habibie Terjun Lagi ke Dunia Penerbangan
Tak Dapat Koalisi Partai, Jokowi Merasa Dikeroyok
RCTI Bantah Cekal Rhoma Irama