Masjid di Depok Buat Program Kartu Tokoh Islam Absen Digital saat Tarawih, Memotivasi Anak ke Masjid

Program Kartu Tokoh Islam Absen Digital di Masjid Al Marjan Perumahan Permata Depok Regency, Kelurahan Ratujaya, Kecamatan Cipayung, Depok, Jumat 29 Maret 2024. TEMPO/Ricky Juliansyah
Program Kartu Tokoh Islam Absen Digital di Masjid Al Marjan Perumahan Permata Depok Regency, Kelurahan Ratujaya, Kecamatan Cipayung, Depok, Jumat 29 Maret 2024. TEMPO/Ricky Juliansyah

TEMPO.CO, Depok - Panitia Ramadan Masjid Al Marjan di Perumahan Permata Depok Regency, Kelurahan Ratujaya, Cipayung, Depok membuat inovasi program Kartu Tokoh Islam Absen Digital saat Salat Tarawih. Kartu absen ini dibuat guna memotivasi anak ke masjid dan menambah wawasan keislaman.

Ketua Panitia Ramadan Masjid Al Marjan Cucun Mansur mengungkapkan program ini merupakan evaluasi dari program-program sebelumnya."Mereka harus mengenal betul tokoh-tokoh Islam, jadi tarawih adalah ibadahnya, kemudian wawasannya tokoh-tokoh Islam mereka juga harus mengetahui sejarahnya," kata Cucun, Jumat malam, 29 Maret 2024.

Cucun menerangkan tujuan program ini juga untuk memakmurkan masjid, karena Ramadan adalah momen yang paling tepat bagi warga, terutama anak-anak, agar bisa menumbuhkan cinta masjid dan cinta tentang ibadah.

Menurut Cucun, kartu tokoh Islam absen digital tersebut baru perdana diselenggarakan di Masjid Al-Marjan. Masjid-masjid lain di Indonesia belum ada yang membuatnya.

Program ini juga terbuka untuk anak-anak di luar perumahan Permata Depok Regency, khususnya di RW terdekat perumahan yang berada di Jalan Raya Citayam.

"Ring 1 dan ring 2 dari Permata Depok Regency, kita terbuka untuk warga sekitar, alhamdulillah yang terdaftar ada 180 anak, mereka cukup antusias dengan program kita, kalau kita lihat mereka sangat ceria dan merespons," kata Cucun.

Ia bersyukur program tersebut disambut antusias anak-anak dan memberikan dampak positif terhadap  tingkat kehadiran anak saat Salat Tarawih.

"Yang terdata ada 180-an anak, tingkat kehadiran tiap hari bisa 139, cukup banyak, selain datang mereka, kita juga meminta mereka tarawih, tertib sampai selesai," ujarnya.

Selain mendapatkan kartu Nabi Muhammad dan sahabat, panitia juga menyiapkan reward kepada anak-anak yang tingkat kehadirannya tinggi.

"Misalnya 5 absensi terbaik, ketertiban bahkan semua anak nanti akan kami kasih souvenir sebagai reward buat mereka lebih senang saja. Selain itu, tiap harinya ada challenge berupa pertanyaan dan jika bisa menjawab akan mendapatkan 1 kartu tambahan," kata Cucun.

Cucun membuka kesempatan bila ada masjid lain yang ingin mengadopsi program tersebut. DKM Al-Marjan siap berdiskusi dan berbagi informasi.

"Makanya kami mengajak masjid-masjid lain yang sekiranya bisa meniru program kami, replikasi dari program kami bisa dikembangkan. Ini baru pertama kali di Indonesia di Al Marjan. Kalau anggarannya pembuatan kartu di Rp8 juta, selain itu kita menyediakan monitor, server dan lain-lain, totalnya di angka Rp15 juta," ucap Cucun.

Tim Hore Masjid Al Marjan Ilham Khalid Setiawan menambahkan, absen digital ini baru pertama kali diselenggarakan. Sebelumnya ada metode puzzle 30 pics. "Jadi tiap hari diberi 1 pics, kalau lengkap ada 30, kalau rajin ikut tarawih bisa penuh puzzlenya," ujarnya. 

Pada tahun kedua, ada program 30 Hari menuju Mekah, yaitu anak-anak diberikan peta 30 negara, nanti setelah selesai Salat Tarawih akan distempel paspornya.

"Sekarang Kartu Tokoh Islam Absen Digital, anak-anak absennya pakai digital kemudian mendapat kartu dan tentunya pada hari pertama kartunya Nabi Muhammad SAW, kalau hari kedua dan seterusnya random, tiap anak dapatnya berbeda, jadi mereka akan penasaran" kata Ilham.

Program ini bertujuan agar anak-anak senang ke masjid. Ilham mengatakan, Kartu Tokoh Islam Absen Digital ini berhasil meningkatkan kehadiran dan antusiasme anak. Terbukti pada tahun pertama baru ada 70-an anak, tahun kedua 120-an anak dan pada 2024 mencapai rekor tertinggi dengan 186 anak yang terdaftar.

"Kalau rata-rata yang ikut tarawih nyaris full, kalau pun tidak mungkin sekitar 70 persen, itu pun kalau ada kegiatan di luar, kayak di sekolah atau sedang sakit," katanya.

Perangkat yang disiapkan untuk absen digital ini, yakni monitor, webcam untuk absensi, aplikasi web dan anak-anak diberikam barcode. "Sebenarnya unique code biar dia tidak perlu memasukkan manual, jadi tinggal scan saja," ucap Ilham.

Seorang peserta, Liam Othman Ubaydillah, 10 tahun, merasa senang mengikuti program tersebut karena bisa mendapatkan kartu tiap hari. "Jadi lebih senang ikut Tarawih, seru nunggu kartunya, kalau full tarawih nanti bisa 30 kartu," kata Liam.

Panitia Ramadan Masjid Al Marjan Depok menyiapkan 5.400 kartu dengan 30 tokoh Islam. Kartu perdana yang diberikan, yakni Nabi Muhammad SAW kemudian para sahabat Rasullah. 

RICKY JULIANSYAH

Pilihan Editor: Top 3 Hukum: Cerita Enik Waldkonig Awal Mula 4 Mahasiswa Ferienjob Lapor KBRI, Korban TPPO Dilarang Beli Tiket Sendiri