Deretan Cara Mengatasi Maag saat Ramadan

Ilustrasi Asam Lambung.(TEMPO/Gunawan Wicaksono)
Ilustrasi Asam Lambung.(TEMPO/Gunawan Wicaksono)

TEMPO.CO, Jakarta - Di bulan Ramadan, seseorang tak perlu puasa jika sedang sakit, termasuk jika mengalami maag kronis. Jika dibiarkan terlalu lama, penyakit maag dapat berbahaya karena penyakit ini menjadi gejala adanya gangguan lambung yang harus segera diobati. Pada orang yang sering mengalami sakit maag, otot sfingter esofagus bagian bawah (LES) mungkin lemah, atau terlalu sering rileks, sehingga memungkinkan asam lambung masuk ke kerongkongan.

Sakit maag terjadi ketika lapisan kerongkongan bersentuhan dengan terlalu banyak asam lambung, sehingga menimbulkan rasa sakit yang membakar dan melukai kerongkongan. Namun sakit maag bisa dihentikan, dari sanalah perencanaan makan berperan. 

Di bulan Ramadan ini, sejumlah cara bisa dilakukan untuk mengatasi maag. Dilansir dari Webmd, berikut sejumlah solusi untuk mengatasi penyakit itu: 

1. Hindari berbaring selama dua hingga tiga jam setelah sahur atau buka puasa. Saat tubuh berbaring, secara fisik isi perut lebih mudah terciprat ke arah LES. Dengan duduk atau berdiri, gravitasi membantu isi perut tetap berada di tempatnya tepat di bagian bawah perut.

2. Hindari makanan yang melemahkan otot LES (seperti coklat, peppermint, kafein, alkohol, makanan berlemak) dan makanan serta minuman yang dapat mengiritasi lapisan esofagus yang rusak (jus jeruk dan jeruk, jus tomat dan tomat, serta cabai dan lada hitam).

3. Hindari makan dalam porsi besar karena semakin banyak volume di perut, kemungkinan besar isi lambung akan tercecer ke LES. Coba untuk makan empat hingga lima porsi kecil, bukan dua atau tiga porsi besar. 

4. Hindari makanan berlemak tinggi karena cenderung bertahan lebih lama di perut; makanan berminyak atau digoreng juga bisa melemahkan otot LES.

5. Hindari merokok dan hindari alkohol sebelum, selama, atau setelah makan yang tampaknya menyebabkan mulas (seperti makan malam). Merokok dan alkohol hanya dapat melemahkan otot LES.

6. Cobalah menunggu setidaknya dua jam setelah makan sebelum berolahraga jika Anda merasa sakit maag Anda semakin parah setelah berolahraga .

7. Bisa disarankan untuk mengunyah permen karet (rasa non peppermint) setelah makan untuk merangsang produksi air liur (bikarbonat dalam air liur menetralkan asam) dan meningkatkan gerak peristaltik (yang membantu memindahkan isi lambung ke usus kecil lebih cepat).

8. Rencanakan makanan Anda untuk mendorong penurunan berat badan secara perlahan namun pasti jika Anda kelebihan berat badan. Berat ekstra di sekitar bagian tengah tubuh, khususnya, dapat menekan perut dan meningkatkan tekanan menuju LES.

9. Disarankan untuk minum segelas kecil air di akhir makan untuk membantu mengencerkan dan menghilangkan asam lambung yang mungkin tercecer ke kerongkongan.

10. Disarankan untuk minum minuman yang ramah terhadap penyakit maag seperti air mineral, teh tanpa kafein, jus non-jeruk, atau susu tanpa lemak atau rendah lemak. Sementara ada pula minuman yang harus dihindari antara lain:

- Soda: Semua minuman yang berjenis soda dapat membuat perut kembung, meningkatkan tekanan di perut dan mendorong asam lambung naik ke kerongkongan.

- Jus: Jus tomat dan jeruk dapat mengiritasi kerongkongan yang rusak.

- Minuman beralkohol, kopi (bahkan tanpa kafein) serta teh yang mengandung kafein dan cola dapat meningkatkan kandungan asam di lambung sekaligus mengendurkan LES.

11. Makan makanan berserat tinggi. Terdapat penelitian yang  menemukan bahwa orang yang mengikuti pola makan tinggi serat memiliki kemungkinan 20% lebih kecil untuk mengalami gejala refluks asam , berapapun berat badan mereka. Hal ini akan ditemukannya serat dalam biji-bijian, buah-buahan, sayuran, kacang-kacangan, kacang-kacangan dan biji-bijian (pada dasarnya makanan nabati yang tidak diolah).

Pilihan Editor: 5 Penyebab Berat Badan Naik Meski Puasa Ramadan