TEMPO.CO, Jakarta - Gorengan menjadi takjil menu berbuka puasa yang selalu dihidangkan. Menu ini menjadi kudapan yang selalu dinanti tiap orang. Dengan tekstur yang renyah dan gurih, gorengan adalah menu andalan berbuka puasa selain kurma.
Melansir survei bertajuk Embracing Ramadhan 2022 oleh platform riset Populix, gorengan menjadi makanan teratas yang paling banyak dipilih responden sebagai menu berbuka puasa. Lalu setelahnya ada kolak, nasi dan lauk pauk. Kemudian dilanjutkan kue tradisional. Lantas apa saja yang menjadi penjelasan makanan ini selalu disantap sebagai takjil yang menetap? Simak rangkuman berikut ini.
1. Sudah Menjadi Kebiasaan
Nyatanya, makanan memiliki kaitan erat dengan budaya di masyarakat.Mengutip penelitian berjudul Perspektif Mahasiswa terhadap Perilaku Mengonsumsi Gorengan oleh Siti Rokhmah Hilma dll, mengonsumsi gorengan sudah sejak kecil banyak dilakukan oleh masyarakat di Indonesia. Selain memberi rasa kenyang yang tak berlebihan, gorengan miliki nilai harga yang bisa dijangkau. Lantaran itu makanan olahan tepung ini banyak dicari tiap waktu dan kegiatan. Terutama saat berbuka puasa.
2. Praktis
Mengonsumsi gorengan adalah hal praktis untuk didapatkan. Di samping penjualnya yang mudah dijumpai di penjuru tempat, cara menyajikan gorengan pun bukan hal yang sulit. Cukup menyediakan bahan dasar berupa tepung, minyak goreng, dan perbumbuan. Selain itu disesuaikan gorengan apa yang diinginkan.
3. Bisa Dipadukan dengan Makanan Manapun
Gorengan sangat cocok dipadukan dengan makanan apa saja. Tak hanya di hap secara langsung, beberapa orang mengombinasikan kudapan ini dengan makanan lainnya. Misalnya ada yang mengoyak ngoyakkan bakwannya untuk dicampurkan dengan bakso, atau sate. Ada juga yang menyocolkan gorengan dengan kuah gulai atau sambal dapur. Tiga alasan di atas menjadi sebab gorengan menjadi takjil yang selalu diincar saat berbuka.
ELLYA SYAFRIANI | FAISAL JAVIER
Pilihan Editor: 5 Penyebab Berat Badan Naik Meski Puasa Ramadan