Berapa Rakaat Shalat Tarawih? Ini Dalil dan Pendapat Para Ulama

Reporter

Editor

Laili Ira

TEMPO.CO, JakartaSaat bulan Ramadan, pertanyan yang kerap muncul adalah berapa rakaat shalat tarawih? Sebab, di Indonesia terdapat banyak golongan Islam yang mengikuti mazhab berbeda, sehingga berpengaruh pada jumlah shalat tarawih yang dikerjakan. 

Ada yang melaksanakan shalat tarawih sebanyak 20 rakaat untuk golongan NU, serta shalat tarawih 8 rakaat untuk golongan Muhammadiyah.

Shalat tarawih merupakan ibadah sunnah yang dianjurkan untuk dilaksanakan setiap malam di bulan Ramadan. Waktu idealnya yakni setelah pelaksanaan shalat Isya sampai terbit fajar.

Dalam pelaksanaannya, terdapat perbedaan jumlah rakaat tarawih. Ada yang menjalankan shalat tarawih sebanyak 20 rakaat, ada yang 8 rakaat hingga 36 rakaat. Mengapa demikian? Mari simak uraian selengkapnya.

Berapa Rakaat Shalat Tarawih?

Untuk menjawab pertanyaan berapa rakaat shalat tarawih, jawabannya adalah tergantung pada mazhab yang diyakini. Sebab, tidak ada dalil yang secara spesifik menetapkan jumlah rakaat shalat tarawih.

Mengutip dari laman BAZNAS, shalat tarawih dilaksanakan Nabi Muhammad SAW di tahun ke-8 Hijriyah. Saat itu, Nabi Muhammad SAW melaksanakan shalat tarawih sendiri. Lalu, diikuti oleh para sahabat yang tinggal di sekitar Masjid Nabawi.

Hingga akhirnya masa pemerintahan Khalifah Umar bin Khattab mengakomodir shalat tarawih secara struktural dengan jumlah rakaat sebanyak 20 rakaat tarawih. Pada saat itu, shalat tarawih dilaksanakan di Masjid Nabawi secara berjamaah.

Kemudian, pada masa pemerintahan Khalifah Umar bin Abdul Aziz jumlah rakaatnya sempat berubah menjadi 8 rakaat. 

Menyusutnya jumlah rakaat ini bukan tanpa sebab. Hal tersebut bertujuan agar terhindar dari rasa lelah saat melaksanakan ibadah shalat tarawih tersebut.

Jadi, ketika Anda melaksanakan shalat tarawih sebanyak 20 rakaat atau 8 rakaat tetap sah dan mendapatkan pahala. 

Jumlah Rakaat Tarawih Menurut 4 Pendapat

Berikut ini adalah beberapa pendapat dari masing-masing ulama besar terkait jumlah rakaat shalat tarawih. 

1. Pendapat Imam Malik

Mengutip Ibnu Abdil Barr, salah satu penganut mazhab Maliki bin Abbas, berkata:

. .

Artinya: “Kebanyakan atsar menunjukkan bahwa shalat beliau adalah 11 rakaat, dan diriwayatkan bahwa 13 rakaat. Para ulama ber dalil bahwa shalat lail tidak ada batasnya dan shalat adalah ibadah terbaik, siapa yang berkehendak silahkan menyedikitkan rakaat dan siapa yang berkehendak maka silahkan memperbanyak rakaat.”

2. Pendapat Imam Ahmad

Syaikhul Islam Ibnu Taimiyah rahimahullah berkata yaitu:

: : .

Artinya: “Shalat tarawih jika dikerjakan sesuai mazhab Abu Hanifah, Syafi’i, dan Ahmad adalah 20 rakaat, atau sesuai mazhab Malik 36 rakaat, atau 13, atau 11 maka itu baik. Seperti dikatakan oleh Imam Ahmad, karena tidak ada penentuan batas akhir, sehingga memperbanyak jumlah rakaat dan mempersedikit dilakukan tergantung panjang atau pendeknya berdiri.”

3. Pendapat Imam Abu Hanifah

Al-Iraqi dalam kitabnya Tharhu at-Tatsrib menuliskan pendapat Abu Hanifah di antaranya:

Artinya: “Abu Hanifah mengatakan, yang afdhal shalatnya dikerjakan 4 rakaat-4 rakaat. Jika dia mau, boleh 2 rakaat. Jika dia mau, boleh 6 rakaat, dan jika dia mau, boleh 8 rakaat salam. Dan makruh lebih dari itu,” (Tharhu at-Tatsrib, 3/74).

4. Pendapat Imam Syafi'i

Mengutip penjabaran Ustadz Firanda di laman Bekal Islam, Az-Za’farani meriwayatkan dari As-Syafi’i:

Artinya: “Aku lihat orang-orang di Madinah mengerjakan shalat 39 rakaat. Yang lebih aku suka adalah 20. Begitu pula yang dikerjakan di Makkah. Tidak ada dalam hal ini batas akhirnya, jika mereka perbanyak ruku’ dan sujud maka lebih baik.”

Itulah penjelasan dan jawaban dari pertanyaan berapa rakaat shalat tarawih. Berapa pun rakaatnya, tetap bernilai baik dan mendapatkan pahala. 

Yang terpenting adalah terus berlomba-lomba dalam beribadah dan kebaikan di bulan Ramadan untuk mendapatkan keberkahan dari Allah SWT. 

HERZANINDYA MAULIANTI

Pilihan Editor: 10 Daftar Surat Pendek yang Bisa Dibaca saat Salat Tarawih