Benarkah Meninggal di Bulan Ramadan Memiliki Keistimewaan?

Reporter

Editor

Laili Ira

Warga saat ziarah kubur di Jakarta, Senin 11 Maret 2024. Kegiatan tersebut dilakukan dengan cara mengunjungi makam keluarga atau orang terdekat yang sudah tiada. TEMPO/Subekti.
Warga saat ziarah kubur di Jakarta, Senin 11 Maret 2024. Kegiatan tersebut dilakukan dengan cara mengunjungi makam keluarga atau orang terdekat yang sudah tiada. TEMPO/Subekti.

TEMPO.CO, JakartaKematian akan menghampiri setiap makhluk yang hidup. Pasalnya, tidak ada yang abadi di dunia, kecuali Allah Yang Maha Pemberi Kehidupan. 

Namun, tidak ada yang tahu kapan ajal menjemput, baik saat tubuh sehat maupun ketika hari-hari yang diberkahi Allah, seperti bulan Ramadan, bisa saja kematian datang secara tiba-tiba. 

Allah berfirman dalam Al Quran surah Ali Imran ayat 185 yang artinya:

“Setiap yang bernyawa akan merasakan mati. Dan hanya pada hari kiamat saja diberikan dengan sempurna balasanmu. Barangsiapa dijauhkan dari api neraka dan dimasukkan ke dalam surga, sesungguhnya dia mendapatkan kemenangan. Kehidupan dunia hanyalah kesenangan yang memperdaya.” 

Lalu, benarkah meninggal di bulan Ramadan memiliki keistimewaan? Berikut ini penjelasan lengkapnya. 

Meninggal di Bulan Ramadan

Ustaz Khalid Basalamah menjelaskan bahwa keutamaan orang yang wafat di bulan Ramadan mudah-mudahan husnul khatimah (akhir hidup yang baik), karena Ramadan adalah bulan yang mulia. 

Akan tetapi, dia menyebut, tidak mengetahui ada hadis yang secara eksplisit membahas keistimewaan meninggal di saat umat Islam beribadah puasa wajib itu. 

“Apakah ada hadis yang menyebutkan (keistimewaan orang meninggal dunia di bulan Ramadan), saya tidak tahu,” kata Khalid dalam sebuah video yang diunggah akun YouTube Muda Mengaji, Minggu, 20 Mei 2018. 

Dia memberi contoh, bahwa ada dalil yang membahas keistimewaan kematian di hari Jumat. Menurutnya, orang yang meninggal di hari Jumat akan selamat dari fitnah kubur. 

“Seperti misalnya orang meninggal di hari Jumat, selamat dari fitnah kubur, itu kan ada hadisnya. Kalau (meninggal di bulan) Ramadan, saya tidak tahu, tetapi ini jelas husnul khatimah ya, karena di bulan yang mulia,” ucapnya. 

Selain itu, melansir laman Pejabat Mufti Wilayah Persekutuan Pemerintah Malaysia, dari Abu Hurairah bahwa Nabi Muhammad bersabda yang artinya, “Ketika Ramadan tiba, dibukakan pintu surga, ditutupnya pintu neraka, dan setan dibelenggu.” 

Syekh al-Izz bin Abd al-Salam dalam kitab Maqasid al-Saum menyatakan, makna hadis tersebut adalah terbukanya pintu surga karena banyaknya amalan ketaatan dilakukan pada bulan Ramadan. 

Adapun tertutupnya pintu neraka diakibatkan oleh sedikitnya orang yang melakukan maksiat dan terbelenggunya setan merupakan kebebasan manusia dari campur tangan setan. 

Berdasarkan pernyataan tersebut, tidak ada hadis shahih terkait keutamaan meninggal di bulan Ramadan. 

Adapun orang yang meninggal pada bulan Ramadan akan masuk surga didasarkan oleh amal saleh yang dilakukannya di dunia. Hal itu dijelaskan dalam Al Quran surah an-Nahl ayat 32. 

Artinya: (Yaitu) orang yang ketika diwafatkan oleh para malaikat dalam keadaan baik, mereka (para malaikat) mengatakan (kepada manusia), “Salamun ‘alaikum, masuklah ke dalam surga karena apa yang telah kamu kerjakan.” 

Untuk itu, masuknya seseorang ke surga tergantung dari amalannya. Namun, jika seseorang ditakdirkan oleh Allah untuk meninggal pada bulan Ramadan atau saat waktu-waktu suci lainnya, seperti hari Jumat atau di tempat suci seperti Tanah Suci, maka hal itu dapat dikategorikan sebagai salah satu tanda husnul khatimah. Wallahua’lam. 

MELYNDA DWI PUSPITA 

Pilihan Editor: Ramadan di Tanah Suci, Tren Berburu Pahala Si Kantong Tebal