Benarkah Bukber Sering Dianggap Ajang Pamer? Ini Penjelasannya

Reporter

Editor

Laili Ira

Viral di media sosial terkait pembahasan bukber yang dianggap sebagai ajang pamer kesuksesan. Lantas, bagaimana hukumnya menurut ajaran Islam? Foto: Canva
Viral di media sosial terkait pembahasan bukber yang dianggap sebagai ajang pamer kesuksesan. Lantas, bagaimana hukumnya menurut ajaran Islam? Foto: Canva

TEMPO.CO, JakartaRamai di media sosial terkait pembahasan buka puasa bersama (bukber) saat bulan Ramadan. Acara bukber yang kerap kali diadakan bersamaan dengan kegiatan reuni itu disebut-sebut bergeser maknanya menjadi ajang pamer kesuksesan. 

“Segera tayang episode pamer pencapaian, pamer gaji, pamer iPhone, pamer outfit berkedok bukber,” cuit akun X (twitter) @kitasangar_, Rabu, 6 Maret 2024. Lantas, Benarkah Bukber Sering Dianggap Ajang Pamer? Ini penjelasannya.

Kenapa Bukber Sering Dianggap Ajang Pamer?

Melansir laman Pengurus Cabang (PC) Nahdlatul Ulama (NU) Tuban, Jawa Timur, kebiasaan bukber sudah menjadi semacam tradisi di kala Ramadan. Bukber dinilai sebagai sarana berkumpul kembali bersama teman lama atau keluarga besar. 

Akar tradisi bukber di Indonesia didasarkan oleh keterangan dari Imam al-Baghawi dalam tafsirnya bertajuk Ma’alimut Tanzil jilid 1 halaman 196 yang menyebutkan hadis riwayat Imam Tirmidzi dari Zaid bin Khalid al-Juhanny, bahwa Nabi Muhammad pernah bersabda: 

Barang siapa memberi buka (makan) orang yang berpuasa, maka dia mendapatkan pahala seperti pahala orang yang berpuasa tanpa mengurangi sedikit pun pahala orang yang berpuasa itu.” 

Hadis tersebut yang selanjutnya dinilai menjadi salah satu dasar munculnya tradisi bukber. Namun, hal itu tidak lantas menjadikan buka bersama sebagai bagian dari ajaran Islam. Hukum dari bukber adalah mubah, asalkan tidak bertentangan dengan aturan agama. 

Kendati melahirkan banyak nilai positif, khususnya dalam interaksi sosial, bukber juga dapat menimbulkan dampak negatif. Menurut KH Miftachul Akhyar, terdapat beberapa kondisi yang dapat menghanguskan pahala puasa akibat bukber, salah satunya lalai dalam menjalankan ibadah salat Magrib. 

Selain itu, bukber yang sejatinya untuk menyambung tali silaturahmi sering kali berubah menjadi momen pamer dan bergosip. 

Hal-hal itulah yang kemudian dapat menghilangkan pahala puasa. Pasalnya, substansi dari puasa tidak hanya menahan lapar, dahaga, dan syahwat, tetapi juga lisan agar tidak membicarakan sesuatu yang buruk. 

Lebih lanjut, Syekh Said Muhammad Ba’asyin dalam Busyrol Karim mengatakan bahwa dosa dusta dan ghibah (membicarakan aib orang lain) adalah hal yang wajib dijauhi terutama bagi umat Islam yang sedang berpuasa. 

Cara Berbuka Puasa Sesuai Sunah

Dikutip dari situs NU Online, berikut tata cara berbuka puasa sesuai tuntunan syariat: 

1. Berbuka di Rumah Sendiri

Menyegerakan berbuka saat sudah masuk waktu Magrib. Berbuka dilakukan sebelum salat Magrib dengan membaca basmalah terlebih dahulu. Namun, apabila lupa membaca basmalah, maka ketika ingat bacalah bismillahi awwalahu wa akhirahu.

Berbuka puasa dengan mengonsumsi kurma, disunahkan makan dengan jumlah ganjil. Apabila tidak ada kurma, maka disunahkan berbuka dengan minum air, terutama air zam-zam sebanyak tiga kali tegukan. Jika tidak ada air zam-zam, maka dapat menggantinya dengan air mineral atau air kemasan. 

Jika tidak ada air minum yang disunahkan, maka dapat berbuka dengan sesuatu yang manis. Setelah berbuka, membaca doa berbuka puasa dengan mengangkat kedua tangan. 

Makan dan minum secukupnya, tidak berlebih-lebihan apalagi sampai terlalu kenyang. Makan dan minum secukupnya bertujuan agar tidak ada sisa makanan yang terbuang atau mubazir. 

2. Berbuka di Rumah atau Tempat Orang Lain

Apabila berbuka puasa bersama di rumah atau tempat orang lain, maka dianjurkan agar sebelumnya membaca doa khusus sebagaimana ajaran Rasulullah. Berikut doanya: 

Afthara ‘indakumush-shaaimuuna, wa tanazzalat ‘alaikumul-malaaikatu, wa akala tha’aamakumul-abraaru, wa ghasyiyatkumur-rahmatu. 

Artinya: Berbuka di tempat kalian orang-orang yang berpuasa, dan turun kepada kalian para malaikat, serta menyantap makanan kalian orang-orang yang baik, dan semoga kalian diberkahi rahmat oleh Allah. 

MELYNDA DWI PUSPITA 

Pilihan Editor: 7 Tempat Bukber Instagramable di Jakarta, Ada yang di Rooftop!