Mengenali 5 Tradisi Menyambut Ramadan di Indonesia

Reporter

Editor

Bram Setiawan

Warga melaksanakan mandi bersama dalam tradisi Mandi Balimau untuk menyambut datangnya bulan Ramadhan dan untuk mensucikan diri di sungai Batang Kuranji, Padang, (8/7). Warga menyiramkan air campuran bunga rampai dan jeruk nipis ke sungai sebelum mandi. Tempo/Febrianti
Warga melaksanakan mandi bersama dalam tradisi Mandi Balimau untuk menyambut datangnya bulan Ramadhan dan untuk mensucikan diri di sungai Batang Kuranji, Padang, (8/7). Warga menyiramkan air campuran bunga rampai dan jeruk nipis ke sungai sebelum mandi. Tempo/Febrianti

TEMPO.CO, Jakarta - Menjelang Ramadan, ada beragam tradisi di Indonesia. Tradisi menyambut Ramadan ini di berbagai daerah sebagai warisan kebudayaan lokal. Sebagian di antaranya tradisi menyebar ke berbagai daerah lainnya.

Tradisi Menjelang Ramadan

1. Padusan

Banyak orang memadati wisata air hangat Lintang Water Park di Kabupaten Magelang, Jawa Tengah, untuk melakukan tradisi padusan, pada Senin, 11 Maret 2024. Tradisi Ramadan padusan dari Bahasa Jawa, adus atau mandi, ritual penyucian diri sebelum melaksanakan ibadah puasa pada Ramadan, dikutip dari Antara.

2. Meugang

Masyarakat Aceh menyambut Ramadan dengan tradisi meugang. Tradisi ini sejak masa kerajaan Aceh Darussalam pada abad ke-14. Meugang merupakan kegiatan memasak daging sapi, kambing atau kerbau di masing-masing rumah sehari sebelum Ramadan dimulai. Hidangan daging tersebut disantap bersama oleh seluruh anggota keluarga, kerabat, juga untuk anak yatim piatu.

Dikutip dari Antara, Pemerintah Kota Sabang menyebut pedagang di daerah itu menyembelih sebanyak 76 ekor sapi dan tiga ekor kerbau untuk kebutuhan tradisi meugang.

"Dari tanggal 6 sampai 10 Maret meugang pertama, sudah ada 50 ekor sapi dan dua ekor kerbau yang dipotong. Kemudian, pada meugang kedua 11 Maret 2024 menyusul 26 ekor sapi dan satu  kerbau, Jadi, ada total 79 ekor ternak yang dipotong," kata Penjabat Wali Kota Sabang Reza Fahlevi, Senin, 11 Maret 2024.

3. Balimau

Di Bengkulu ada tradisi balimau menjelang Ramadan. Warga Kabupaten Mukomuko setiap memasuki Ramadan melakukan ritual mandi balima di sejumlah sungai di daerah itu antara lain Sungai Manjuto, Sungai Selagan, dan sungai di Desa Tunggang.

Dikutip dari Antara, Pemerintah Kabupaten Mukomuko, Bengkulu, meminta warga berhati-hati saat menjalankan tradisi mandi balimau di sungai karena mewaspadai serangan buaya. "Kami tidak melarang, cuma sekarang ini sungai terdekat di wilayah kita ini banyak buaya, untuk itu warga diminta hati-hati," kata Kepala Bagian Kesejahteraan Rakyat Sekretariat Pemerintah Kabupaten Mukomuko Amri Kurniadi di Mukomuko, Rabu, 6 Maret 2024.

4. Punggahan

Tradisi punggahan biasanya dilakukan satu pekan sebelum puasa Ramadan. Biasanya tradisi ini dilakukan dengan makan bersama keluarga, teman, atau kerabat di masjid, musala, atau tempat tertentu sambil menjalankann rangkaian tahlil dan doa, dikutip dari situs web NU.

Merujuk Kamus Besar Bahasa Indonesia atau KBBI kata munggah sebutan untuk hari terakhir pada bulan Ruwah, sehari sebelum dimulai berpuasa Ramadan. Adapun munggahan dalam KBBI tradisi berkumpul dan makan bersama dengan keluarga atau teman untuk menyambut Ramadan.

Adapun munggahan dalam Bahasa Jawa, berarti naik. Ini maksudnya naik dari bulan Syakban menuju Ramadan. Naik ke Ramadan menandakan puncak dari bulan sebelumnya, Rajab dan Syakban.

5. Malamang

Orang Minangkabau khususnya masyarakat Padang Pariaman biasa menyambut Ramadan dengan tradisi malamang. Tradisi ini cara memasak lemang menggunakan  bambu yang dibakar yang dibuat secara bersama-sama. Malamang pertama kali dikenalkan oleh Syekh Buhanuddin saat menyiarkan agama islam, dikutip dari artikel berjudul Dokumenter Tradisi Malamang “Ritus dan Perayaan sebagai Kearifan Lokal Masyarakat Padang Pariaman”.

ANTARA | NU

Pilihan Editor: Mengenal Tradisi Bantai Adat di Jambi untuk Menyambut Ramadan