Asal-usul Kampung Ramadhan Jogokariyan, Destinasi Terpopuler Saat Ramadan di Yogyakarta

Kampung Ramadan Jogokariyan. Dok. Istimewa
Kampung Ramadan Jogokariyan. Dok. Istimewa

TEMPO.CO, JakartaKampung Ramadhan Jogokariyan di Yogyakarta menjadi destinasi yang sangat populer untuk ngabuburit selama bulan Ramadan. Tempat ini menjadi salah satu tujuan utama bagi mereka yang ingin ngabuburit dan menikmati hidangan khas Ramadhan dari pedagang kaki lima dan warung makanan. 

Setiap Ramadhan tiba, Kampung Jogokariyan mengadakan Kampung Ramadhan Jogokariyan (KRJ) yang terletak di Jalan Masjid Jogokariyan, Kecamatan Mantrijeron, Kota Yogyakarta, Daerah Istimewa Yogyakarta, dan buka 24 jam selama Ramadan. Acara ini dikenal sebagai Pasar Sore KRJ. Tempat ini selalu ramai dikunjungi oleh banyak orang selama bulan Ramadhan.

Dilansir dari pariwisata.jogjakota.go.id, di pasar sore KRJ, pengunjung dapat menikmati berbagai kuliner saat berbuka puasa, seperti kolak, pisang hijau, es buah, es cincau, es kelapa muda, jajan pasar, masakan seafood, sosis bakar, bakso, cilok, gorengan, nasi bungkus, lontong opor, angkringan, bakmi jawa, dan masih banyak lagi. Tiap tahun, jenis kuliner yang ditawarkan semakin bertambah, termasuk jajanan modern seperti Korean street food dan Japanese street food.

Panitia berusaha menciptakan suasana khas pasar Ramadhan di KRJ dengan menawarkan menu-menu berbuka puasa yang bervariasi. Pedagang diwajibkan berpakaian rapi, serta pengunjung tidak diperbolehkan menikmati makanan dan minuman sebelum adzan berkumandang. 

Sejarah Kampung Ramadhan Jogokaryan 

Dilansir dari sibakuljogja.jogjaprov.go.id, tradisi Ramadan di Jogokariyan telah berlangsung lebih dari 18 tahun. Awalnya, pada masa itu tidak ada penjual makanan saat bulan puasa di sekitar Masjid Jogokariyan. Pada saat itu, hanya dilakukan pembagian makanan berbuka puasa gratis kepada masyarakat sekitar Yogyakarta yang membutuhkan.

Masjid tersebut sudah lama dikenal membagikan makanan berbuka puasa secara gratis selama bulan Ramadhan. Awalnya, pembagian makanan tersebut sekitar 600 hingga 700 piring, namun seiring waktu, jumlahnya terus bertambah hingga mencapai 3000 piring per hari selama Ramadhan. Antusiasme pengunjung yang tinggi membuat makanan tersebut habis dalam waktu yang sangat singkat.

Untuk mengatasi hal ini, panitia mulai menyediakan roti sebagai alternatif bagi masyarakat yang ingin berbuka puasa jika makanan telah habis. Kemudian, muncul lah ide untuk mengundang para pedagang ke lokasi tersebut.

Pada mulanya, pasar Ramadan Jogokariyan hanya terdiri dari sedikit pedagang yang menawarkan makanan dan minuman khas Ramadan. Namun, seiring dengan meningkatnya popularitas pasar Ramadan Jogokariyan, jumlah pedagang dan pengunjung pun bertambah.

Pada 2009, Pemerintah Kota Yogyakarta turut serta dalam pengembangan Kampung Ramadhan Jogokariyan dengan memberikan dukungan dalam bentuk dana dan pengelolaan. Tindakan ini membantu meningkatkan ketenaran Kampung Ramadhan Jogokariyan sebagai salah satu destinasi wisata Ramadan yang terkenal di Yogyakarta.

Saat ini, Kampung Ramadhan Jogokariyan telah menjadi salah satu tujuan utama pariwisata Ramadan yang paling terkenal di Yogyakarta. Di sini, para pengunjung dapat menikmati berbagai kuliner khas Ramadan seperti kolak, es buah, kurma, dan berbagai jenis takjil lainnya.

Tidak hanya itu, Kampung Ramadhan Jogokariyan di Yogyakarta juga menawarkan berbagai acara hiburan yang menarik bagi pengunjung, seperti pertunjukan musik, tarian, seni panggung, dan berbagai kegiatan keagamaan seperti pengajian, tausiyah, dan buka puasa bersama.

Pilihan Editor: Ramadan di Masjid Jogokariyan, Ini Profil Masjid yang Dikenal Melalui KRJ