Fakta-fakta Hajar Aswad, Batu dari Surga yang Disunnahkan untuk Disentuh dan Dicium

Seorang petugas keamanan berjaga di samping Hajar Aswad, saat kloter pertama haji melakukan Tawaf di sekitar Kakbah, Masjidil Haram selama ibadah haji tahunan, di kota suci Mekah, Arab Saudi, Sabtu, 17 Juli 2021. Kementerian Media via REUTERS
Seorang petugas keamanan berjaga di samping Hajar Aswad, saat kloter pertama haji melakukan Tawaf di sekitar Kakbah, Masjidil Haram selama ibadah haji tahunan, di kota suci Mekah, Arab Saudi, Sabtu, 17 Juli 2021. Kementerian Media via REUTERS

TEMPO.CO, Jakarta - Mencium hajar aswad merupakan salah satu sunnah yang dianjurkan ketika melaksanakan Haji atau Umrah. Hal itu tidak terlepas dari keutamaan yang dimiliki batu berwarna hitam tersebut. Hajar Aswad bukanlah batu biasa. Batu ini sebenarnya adalah batu dari surga yang diberikan Allah SWT. kepada Ibrahim saat membangun Kabah. Letaknya di pojok bagian timur Kabah. Posisi batu ini pulalah yang menjadi titik tolak permulaan tawaf.

Dalam bahasa Arab, Hajar Aswad terdiri dari dua kata yaitu ‘Hajar’ yang bermakna batu dan ‘Aswad’ yang bermakna hitam. Pada awalnya hajar aswad warnanya putih, lebih putih dari susu. Kemudian warnanya berubah menjadi hitam seiring perbuatan dosa yang dilakukan oleh anak Adam. Hal ini dipertegas dalam sebuah hadis berikut. 

Dari Ibnu Abbas RA, Rasulullah SAW telah bersabda, ”Hajar Aswad itu asalnya dari surga, warnanya lebih putih dari susu, dosa-dosa manusia lah yang membuat warnanya jadi hitam.” (HR. Tirmidzi, An-Nasa’i, Ahmad, Ibnu Khuzaimah dan Al Baihaqi)

Sebagaimana umum diketahui, Hajar Aswad terletak di sudut timur Kabah dan terlihat seperti satu batu yang terlindung dalam bingkai perak. 

Dikutip dari Tempo, pada 4 Mei 2021 lalu, sebuah teknik fotografi dengan fokus panorama bertumpuk berhasil merekam gambar Hajar Aswad dengan tingkat akurasi dan kualitas tinggi. Hajar Aswad berada di Kabah di dalam Masjidil Haram.

Presidensi Umum Urusan Dua Masjid Suci Arab Saudi mengungkap teknik dokumentasi yang mereka lakukan itu baru-baru ini. Butuh tujuh jam menggabungkan foto-foto dengan kejernihan berbeda sebelum mereka mendapatkan foto dengan resolusi hingga 49.000 megapiksel tersebut.

Ini adalah kali pertama dunia bisa melihat lebih dekat Hajar Aswad. Gambar yang diambil disebutkan sangat jelas sehingga setiap orang bisa melihat setiap bagian batu yang tidak terlihat sebelumnya. Teknik fotografi yang terbaru dilakukan menegaskan kalau sebetulnya Hajar Aswad terdiri dari delapan batu kecil yang digabung dengan frankincense Arab.

Keutamaan Mencium Dan Mengusap Hajar Aswad

Mencium dan menyentuh Hajar Aswad diyakini umat islam memiliki sejumlah keutamaan dan termasuk salah satu sunnah Nabi Muhammad SAW. Mengutip dari laman NU online, bagi laki-laki, disunahkan untuk meletakkan dahinya ke Hajar Aswad serta menyentuh dan menciumnya sebanyak tiga kali.

Namun apabila tidak mampu menyentuh secara langsung, sebab sulit mendekat, maka bisa dengan menggunakan tongkat, lalu mencium ujung tongkat yang menyentuh Hajar Aswad tersebut. Jika tetap tidak bisa, maka cukup dengan isyarat tangan kanan.

Peletakan Hajar Aswad di sudut Kabah sangat strategis, sehingga jamaah haji umrah setelah thawaf berebut mencium dan mengusap batu hitam tersebut.

Batu ini pula diyakini sebagai simbol tangan dari Allah di muka bumi, seakan berbaiat dengan Allah. Hal ini dijelaskan dalam hadis riwayat Ibnu Majah, berbunyi:

Artinya: “Barangsiapa bersalaman dengannya [Hajar Aswad], seolah-olah ia sedang bersalaman dengan Allah yang maha pengasih,” (H.R. Ibnu Mâjah).

Dalam hadis lain juga disebutkan sunah mencium hajar aswad, seperti riwayat Umar bin Khattab, ia berkata: “Sungguh, aku tahu, kamu [Hajar Aswad] hanya batu. Tidak bisa memberi manfaat atau bahaya apa pun. Andai saja aku ini tak pernah sekalipun melihat Rasulullah SAW menciummu, aku pun enggan menciummu,” (HR Bukhari).

Dalam kitab Bulughul Maram, hadits 764 berbunyi sebagai berikut:

Dari Ibnu Abbas Radliyallaahu 'anhu bahwa ia pernah mencium Hajar Aswad dan meletakkan dahi padanya. Hadis ini diriwayatkan oleh Hakim dengan status marfu' dan Baihaqi dengan mauquf.

Hadits tersebut menunjukkan bahwa tujuan menyentuh dan mencium Hajar Aswad adalah semata-mata untuk melaksanakani sunnah Rasulullah semata dan mematahkan anggapan bahwa tujuannya untuk menyembah batu.

Menurut laman Kementerian Agama RI, Hajar Aswad menduduki tempat paling mulia di muka bumi ini. Terletak tepat di pojok Ka’bah pada bagian timur laut Ka’bah. Sudut ini yang ditinggikan pertama kalinya oleh Nabi Ibrahim bersama Ismail, seperti diabadikan dalam surat Al-Baqarah ayat 127.

“Dan (ingatlah), ketika Ibrahim meninggikan (membina) dasar-dasar Baitullah bersama Ismail (seraya berdoa): "Ya Tuhan Kami terimalah dari kami (amalan kami). Sesungguhnya Engkaulah yang Maha mendengar lagi Maha Mengetahui."

Ada doa yang mesti dibaca seorang muslim saat melihat, atau kalau mampu mengusap dan mencium Hajar Aswad. Berikut bacaannya: "Bismillâhi wa-Llâhu akbar allâhumma îmânan bika wa tashdîqan bikitâbika wa wafâ’an bi ‘ahdika wat tibâ‘an li sunnati nabiyyika muhammadin shallallâhu ‘alaihi wa sallam.  Artinya: “Dengan menyebut nama Allah, Allah Maha Besar. Ya Allah, seraya iman kepada-Mu, membenarkan kitab-Mu, menepati janji kepada-Mu, serta mengikuti sunnah Nabi-Mu, Muhammad SAW."

Pilihan Editor: Foto Ini Perlihatkan Detil Batuan Hajar Aswad 

Selalu update info terkini. Simak breaking news dan berita pilihan dari Tempo.co di kanal Telegram http://tempo.co/. Klik https://t.me/tempodotcoupdate untuk bergabung. Anda perlu meng-install aplikasi Telegram terlebih dahulu.